Hal itu diungkap dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Bagus Setyoboedi dalam Seminar Ilmiah Kesehatan Tenaga Ahli Laboratorium Klinik (SIKLIK) yang berjudul Get to Know More About Hepatitis and Liver Cancer Followed by The Role of MLT in The Examination. Bagus mengatakan kanker hati relatif lebih sulit disembuhkan lantaran diagnosisnya kerap diketahui pada stadium menengah atau akhir.
“Hepatitis itu peradangan pada nekrosis/jaringan hati, sebab adanya infeksi virus dan non virus seperti bakteri dan parasit. Adapula yang disebabkan autoimun. Munculnya bisa dalam jangka waktu yang lama. Terkadang berujung pada kanker hati. Namun hepatitis kronis terjadi setelah hepatitis akut, biasa dialami oleh pasien yang terinfeksi hepatitis c dan hepatitis," jelas Bagus dikutip dari laman unair.ac.id, Selasa, 6 September 2022.
Bagus mengungkap beberapa gejala hepatitis B akut, seperti demam, lemas, mual, dan jaundice (menguningnya kulit dan putih mata). Terlepas dari itu, hasil lab Hepatitis B surface antigen atau HBsAg positif, Alanine transaminase (ALT), atau enzim pengubah protein menjadi energi yang digunakan oleh sel-sel hati naik, IgM anti-HBc positif, HBeAg positif, HBV DNA positif.
Selebihnya, WHO juga telah membuat alur deteksi dini hepatitis akut yang akan dilakukan sesuai tata laksana rumah sakit.
Kepala Departemen Patologi Klinis Rumah Sakit Dr Soetomo Ferdy Royland Marpaung menuturkan berdasarkan data dari WHO terdapat 296 juta orang terinfeksi hepatitis B kronis. Sebanyak 1,5 juta infeksi baru setiap tahun.
“Hepatitis B memang menjadi penyakit yang cukup serius dan hepatitis B menjadi penyebab utama kanker hati," ucap Ferdy yang juga alumnus Unair itu.
Ferdy menyampaikan berdasarkan statistik dari Jakarta Cancer Registry rasio penyakit liver pada wanita sebanyak 1.4/100.000 penduduk dan pada pria sebanyak 4.0/100.000 penduduk. Hepatitis B bisa bertahan selama lebih dari 7 hari di luar tubuh dan masa inkubasi selama 2-6 bulan dengan rata-rata 60 hari.
Sementara itu, kemunculan hepatitis misterius pada anak di Indonesia per 23 Juni 2022 terkonfirmasi 70 kasus dengan sebaran terbanyak provinsi Jakarta. Dari hal tersebut baru menjadi isu serius atau sorotan publik.
Ferdy menjelaskan beberapa pencegahan umum. Di antaranya, masyarakat diharapkan tetap tenang dan berhati-hati, rutin mencuci tangan dengan sabun, meminum air bersih, dan makan-makanan yang matang penuh, membuang tinja atau popok pada tempatnya, tidak menggunakan alat makan dengan orang lain, menjaga kebersihan rumah dan lingkungan, mengurangi mobilitas, menjaga jarak, dan menggunakan masker.
Baca juga: Ayo Lebih Melek Lagi Soal Hepatitis, Ketahui Cara Penularan dan Pencegahan |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News