Hal itu disampaikan dalam sidang Terbuka Wisuda Pertama Institut Teknologi Bandung Tahun Akademik 2022/2023. Fitri mendapat kesempatan sebagai mahasiswa terpilih untuk menyampaikan pidato.
Dalam pidatonya, Fitri mengisahkan keyakinan yang selama ini ia pegang dalam menjalani pendidikan di ITB, yakni konsep meninggalkan legacy. Pemikiran tersebut terbesit di benaknya setelah membaca publikasi-publikasi ilmiah di jenjang S1.
“Dari situ muncul sebuah keinginan untuk meninggalkan jejak ilmiah, sesuatu yang dapat dibaca, tak lekang oleh waktu, dan terus bermanfaat di dunia ilmu pengetahuan,” ujar Fitri dikutip dari laman itb.ac.id, Selasa, 25 Oktober 2022.
Dia berhasil mempublikasikan paper perdananya pada 2016 pada jurnal bereputasi Q1 meskipun banyak tantangan yang harus dihadapi. Namun, berkat semangat, kerja keras, komitmen, disiplin, dan dukungan dosen ITB hal itu bisa terealisasi.
Kini, tulisannya telah disitasi 177 kali dalam enam tahun terakhir. Hingga akhir masa studi pendidikan Doktornya, Fitri telah mempublikasikan 21 legacy dalam berbagai jurnal internasional dengan total sitasi lebih dari 500 kali atau rata-rata 27 sitasi untuk setiap paper-nya.
“Publikasi ilmiah menjadi salah satu jalan bagi saya untuk meninggalkan warisan yang terus bermanfaat dan tak lekang oleh waktu, yang dalam konsep agama Islam, hal ini dikenal sebagai amal jariyah,” tutur dia.
Fitri berpesan kepada wisudawan untuk terus memanfaatkan bekal keteladanan yang telah didapatkan di ITB untuk senantiasa meninggalkan legacy terbaik menurut versi diri masing-masing. Dia juga mengajak seluruh lulusan berdiri dan menggaungkan salam Ganesha terakhir.
Seperti gelora salam yang telah diucapkan, kiranya perjuangan wisudawan melahirkan legacy-legacy baru tak akan pernah berakhir untuk Tuhan, Bangsa, dan almamater. Selamat untuk seluruh wisudawan!
Baca juga: ITB Mewisuda 2.688 Lulusan, 1.031 Orang Raih Cumlaude |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News