Ilustrasi ibu. Medcom
Ilustrasi ibu. Medcom

Menengok Sejarah Hari Ibu di Indonesia

Renatha Swasty • 20 Desember 2022 18:24
Jakarta: Kemerdekaan Indonesia tak terlepas dari peran seorang perempuan. Saat itu, perempuan bahkan ikut berperang untuk mengusir penjajah.
 
Saat ini, perempuan tak lagi mengangkat bambu runcing untuk mengusir penjajah. Namun, banyak peran perempuan tak cuma untuk keluarga tapi lingkungan dan bangsa.
 
Atas perjuangan itu, tak ada salahnya untuk mengapresiasi peran perempuan khusunya ibu. Negara-negara di dunia juga kerap menghormati perjuangan itu melalui Hari Ibu.

Indonesia juga mempunyai tanggal spesial untuk memperingati Hari Ibu, yakni 22 Desember. Perjalanan menentukan Hari Ibu sudah dimulai sejak 1928 hingga pada 1938 ditetapkan 22 Desember sebagai Hari Ibu.
 
Apakah Sobat Medcom sudah tahu sejarah Hari Ibu? Simak yuk sejarah Hari Ibu dikutip dari laman kemdikbud.go.id:
 
Gema Sumpah Pemuda dan lantunan lagu Indonesia Raya pada 28 Oktober 1928 yang digelorakan dalam Kongres Pemuda Indonesia, menggugah semangat pimpinan perkumpulan kaum perempuan untuk mempersatukan diri dalam satu kesatuan wadah mandiri. Pada saat itu, sebagian besar perkumpulan masih merupakan bagian dari organisasi pemuda pejuang pergerakan bangsa.
 
Selanjutnya, atas prakarsa perempuan pejuang pergerakan kemerdekaan pada 22-25 Desember 1928 diselenggarakan Kongres Perempuan Indonesia pertama kali di Yogyakarta. Salah satu keputusannya, dibentuk satu organisasi federasi yang mandiri dengan nama Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia (PPPI).
 
Melalui PPPI, terjalin kesatuan semangat juang kaum perempuan untuk bersama-sama kaum Laki-laki berjuang meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia menjadi bangsa  merdeka dan berjuang bersama-sama kaum perempuan meningkatkan harkat dan martabat perempuan Indonesia menjadi perempuan maju.
 
Pada 1929, Perikatan Perkoempoelan Perempuan Indonesia (PPPI) berganti nama menjadi Perikatan Perkoempoelan Istri Indonesia (PPII). Pada 1935, diadakan Kongres Perempuan Indonesia II di Jakarta.
 
Kongres tersebut di samping berhasil membentuk Badan Kongres Perempuan Indonesia, juga menetapkan fungsi utama perempuan Indonesia sebagai Ibu Bangsa, yang berkewajiban menumbuhkan dan mendidik generasi baru yang lebih menyadari dan lebih tebal rasa kebangsaannya.
 
Pada 1938, Kongres Perempuan Indonesia III di Bandung menyatakan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu. Selanjutnya, dikukuhkan oleh pemerintah dengan Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur tertanggal 16 Desember 1959, yang menetapkan Hari Ibu tanggal 22 Desember merupakan hari nasional dan bukan hari libur.
 
Tahun 1946, Badan ini menjadi Kongres Wanita Indonesia disingkat KOWANI, yang sampai saat ini terus berkiprah sesuai aspirasi dan tuntutan zaman. Peristiwa besar yang terjadi pada 22 Desember tersebut kemudian dijadikan tonggak sejarah bagi Kesatuan Pergerakan Perempuan Indonesia.
 
Hari Ibu oleh bangsa Indonesia diperingati tidak hanya untuk menghargai jasa-jasa perempuan sebagai seorang ibu. Tetapi juga jasa perempuan menyeluruh, baik sebagai ibu dan istri maupun sebagai warga negara, warga masyarakat dan sebagai abdi Tuhan Yang Maha Esa, serta sebagai pejuang dalam merebut, menegakan, dan mengisi kemerdekaan dengan pembangunan nasional.
 
Peringatan Hari Ibu dimaksudkan untuk senantiasa mengingatkan seluruh rakyat Indonesia terutama generasi muda akan makna Hari Ibu sebagai hari kebangkitan dan persatuan serta kesatuan perjuangan kaum perempuan yang tidak terpisahkan dari kebangkitan perjuangan bangsa. Untuk itu, pertu diwarisi api semangat juang guna senantiasa mempertebal tekad untuk melanjutkan perjuangan nasional menuju terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasita dan UUD 1945.
 
Baca juga: Upaya Memberikan Apresiasi untuk Para Ibu

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan