"Kalau yang baik adalah anggaran itu untuk beasiswa ke dalam negeri," kata Akhmaloka kepada Medcom.id, Selasa, 16 Januari 2024.
Saat ini, dari seluruh program beasiswa LPDP, hanya 10 persen yang membuka kesempatan studi di dalam negeri. Menurutnya, anggaran LPDP untuk beasiswa ke luar negeri bisa lebih menjangkau penerima yang lebih besar bila dibuka untuk studi di dalam negeri.
Mantan Rektor ITB itu menyebut anggaran beasiswa dalam negeri tidak akan lebih besar dibandingkan mengirim mahasiswa ke luar negeri. Namun, mutu pascasarjana dalam negeri juga mesti meningkat.
"Tapi catatan penting juga standar mutu pascasarjana di sini sudah global. Akhirnya, itu maksud saya, kalau di dalam standar mutunya sudah global kan akhirnya banyak juga yang memilih di dalam negeri saja," tutur dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana menambah anggaran untuk pendidikan. Hal ini untuk memperkuat riset dan mengejar rasio penduduk Indonesia berpendidikan S2 dan S3 yang masih sangat rendah.
Jokowi menuturkan rasio penduduk berpendidikan S2 dan S3 di Indonesia di angka 0,4 persen. Sementara itu, negara tetangga sudah 2,43 persen, adapun negara maju sudah 9,8 persen.
"Ini jauh sekali. Saya minggu ini rapat dan mengambil kebijakan untuk mengejar ketinggalan. Tidak tahu anggaran dari mana, tapi kita carikan agar S2, S3, usia produktif bisa naik drastis. Karena ini kejauhan sekali," ujar Jokowi saat membuka Konvensi Kampus XXIX dan Temu Tahunan XXV Forum Rektor Indonesia dikutip dari laman Antara, Senin, 15 Januari 2024.
Baca juga: LPDP Targetkan 20 Juta Penduduk Indonesia Bergelar S2 dan S3 di 2045 |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id