Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, menyebut perubahan kurikulum merupakan momentum penting. Dia mengingatkan jangan sampai perubahan kurikulum hanya dimaknai sebagai formalitas.
"Jangan sampai perubahan kurikulum berhenti pada formalitas dan status administratif belaka," kata Nino, sapaan karib Anindito Aditomo, dalam Puncak Acara Festival Kurikulum Merdeka di siaran YouTube Kemendikbudristek, Selasa, 27 Juni 2023.
Nino mengatakan perubahan kurikulum harus dimaknai sebagai momentum pembelajaran yang lebih luas. Tak hanya bagi murid, Kurikulum Merdeka juga menjadi momentum belajar bagi guru hingga kepala sekolah.
"Belajar menjadi guru, belajar menjadi kepala satuan pendidikan, yang lebih reflektif dan terus meningkatkan kualitas pembelajaran,” tegas Nino.
Menilik kembali hadirnya Kurikulum Merdeka, pembentukannya secara bertahap, mulai dari pengembangan prototipe pada 2020. Kemudian, uji coba di sekitar 3.000 satuan pendidikan pada 2021.
Setelah itu, penerapan secara sukarela pada 2022 yang diikuti 140 ribu satuan pendidikan. "Dan penerapan sukarela lagi pada tahun ini, yang Insyaallah akan diikuti lebih banyak lagi, yaitu 160 ribuan satuan pendidikan,” ujar dia.
Nino mengatakan proses ini menjadi penting, sehingga tahun depan ketika Kurikulum Merdeka ditetapkan sebagai kurikulum nasional, sebagian besar sekolah sebenarnya sudah sukarela berganti dari Kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka. Ia mengingatkan perubahan ke Kurikulum Merdeka hanyalah permulaan, awal dari proses untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Baca juga: Nadiem: Praktik Baik Kurikulum Merdeka Penting Dibagikan |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id