"Koordinasi ini agar anak tidak stres saat adaptasi cara belajar yang baru di rumah. Orang tua dan guru harus bisa membangun pembelajaran yang ramah," kata Seto dalam Webinar Heartline Network, Kamis, 14 Mei 2020.
Menurutnya, konflik orang tua dan guru mengenai metode belajar daring ini justru berbahaya. Bahkan PJJ berpotensi gagal jika anak merasa tidak nyaman.
"Jadi jika tidak tenang dan senang belajar mereka akan cemas dan tegang. Bahayanya setelah covid-19, anak sehat fisik tapi terganggu jiwanya," ujarnya Seto.
Baca juga: Praktisi Pendidikan: Banyak Guru Gaptek
Jika PJJ gagal, menurut Seto hal ini tentu sangat disayangkan. Terlebih, sejatinya anak memiliki kemampuan adaptasi yang baik menghadapi perubahan.
"Salah satu kemampuan manusia kan adaptasi dan itu harus bisa. Kami lihat setiap daerah setelah terjadi bencana, tsunami Palu misalnya, anak-anak itu semua mampu beradaptasi dengan cepat," kata Seto.
Namun adaptasi ini harus dibantu oleh lingkungan. Lingkungan anak menjadi faktor penting agar anak mampu bertahan ditengah perubahan.
"Kemampuan anak belajar harus didukung. Ibarat tanaman, anak ini bibit yang harus ditanam di tanah yang subur. Itu menjadi kunci agar mereka terus bisa belajar," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News