Banjir rob di Jalan RE Martadinata Jakarta Utara. MTVN/Yurike Budiman
Banjir rob di Jalan RE Martadinata Jakarta Utara. MTVN/Yurike Budiman

7 Faktor Penyebab Banjir Rob: Tak Cuma Karena Supermoon, Ada Ulah Manusia

Renatha Swasty • 05 Desember 2025 12:45
Jakarta: Banjir rob yang kerap melanda wilayah pesisir Indonesia ternyata tidak hanya disebabkan oleh pasang air laut semata. Fenomena yang sering terjadi di kota-kota pantai seperti Jakarta, Semarang, dan Pekalongan ini memiliki berbagai faktor pemicu yang perlu diwaspadai masyarakat.
 
Sebelumnya, beberapa wilayah di Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu masih tergenang banjir rob pada Kamis, 4 Desember 2025. Meskipun, situasi genangan mulai menurun di sejumlah lokasi.
 
Melansir laman Media Indonesia, Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan, mencatat hingga pukul 19.00 WIB, terdapat enam RT dan satu ruas jalan yang masih dilanda banjir rob.

Fenomena ini dipicu oleh pasang maksimum air laut yang bersamaan dengan fase Bulan Purnama dan Perigee (Supermoon), yang dapat meningkatkan potensi terjadinya banjir rob di wilayah pesisir utara Jakarta. Dengan memahami penyebab banjir rob, diharapkan dapat lebih siap dalam menghadapi dan mencegah dampak buruknya terhadap kehidupan sehari-hari.
 
Berikut ini penyebab banjir rob. Tapi sebelumnya, kenalan dulu dengan banjir rob yuk!

Apa itu banjir rob?

Melansir laman BMKG, banjir rob merupakan peristiwa masuknya air laut ke daratan yang disebabkan oleh naiknya permukaan air laut, khususnya saat air pasang. Fenomena ini biasa terjadi di wilayah pesisir dan semakin sering melanda kota-kota pantai seperti Jakarta Utara, Semarang, Pekalongan, dan Surabaya.
 
Banjir rob bukan hanya fenomena alam semata, tetapi juga dipengaruhi oleh aktivitas manusia. Karena itu, terdapat tujuh faktor pemicu terjadinya banjir rob. Berikut tujuh faktor utama terjadinya banjir rob yang perlu diwaspadai:
   

7 faktor penyebab banjir rob

1. Pasang laut (tidal flooding)

Naiknya permukaan air laut karena gravitasi bulan dan matahari merupakan penyebab alami utama banjir rob. Saat pasang laut mencapai titik tertinggi, khususnya saat bulan purnama atau perigee (jarak terdekat bulan ke bumi), air laut dapat meluap ke daratan, terutama di daerah pesisir yang rendah.

2. Perubahan iklim dan kenaikan muka air laut

Banjir rob terjadi karena fenomena iklim global yang ditandai dengan adanya peningkatan temperatur rata-rata bumi dari tahun ke tahun. Pemanasan global menyebabkan es di kutub mencair dan meningkatkan volume air laut secara keseluruhan. Akibatnya, permukaan laut naik secara bertahap dari tahun ke tahun. Kenaikan ini memperbesar risiko banjir rob, terutama di kota-kota pesisir yang padat penduduk dan minim perlindungan alami.

3. Penurunan muka tanah (land subsidence)

Aktivitas manusia seperti penyedotan air tanah secara berlebihan menyebabkan tanah di wilayah pesisir perlahan-lahan tenggelam (subsiden). Ketika muka tanah turun lebih cepat dibandingkan dengan naiknya air laut, risiko rob meningkat tajam. Misalnya, di Jakarta Utara mengalami penurunan tanah hingga 10-20 cm per tahun di beberapa wilayah.

4. Hilangnya sabuk hijau pesisir (mangrove dan vegetasi pantai)

Penggundulan mangrove untuk tambak, permukiman, atau proyek reklamasi menghilangkan pelindung alami dari gelombang laut dan pasang tinggi. Tanpa vegetasi penahan, air laut lebih mudah menerobos daratan.

5. Pembangunan di zona rawan rob

Penyebab beriktunya yakni semakin banyaknya wilayah pesisir yang mengalami urbanisasi tanpa memperhatikan risiko banjir rob. Pembangunan permukiman, industri, atau pelabuhan di dataran rendah yang seharusnya menjadi zona penyangga memperbesar potensi terkena rob.

6. Reklamasi dan perubahan garis pantai

Kegiatan reklamasi dapat mengganggu aliran alami air laut dan mempersempit ruang pasang surut. Apabila tidak dirancang dengan baik, reklamasi justru memperparah banjir rob karena menghalangi aliran air kembali ke laut.

7. Drainase pesisir yang tidak memadai

Semakin tingginya curah hujan akan membuat aliran saluran dan fungsi tanggul tidak maksimal. Di banyak kota pesisir, sistem drainase belum dirancang untuk mengatasi kombinasi antara air hujan, pasang laut, dan intrusi air asin. Ketika air laut pasang, saluran air bisa terisi balik oleh air laut, sehingga air hujan pun tidak bisa keluar ke laut.
 
Dengan demikian, banjir rob merupakan hasil kombinasi faktor alam seperti pasang laut dan perubahan iklim, serta faktor kegiatan manusia mulai dari alih fungsi lahan dan deforestasi. Risiko rob semakin meningkat apabila tidak ada pengelolaan pesisir yang baik, konservasi lingkungan, serta tata ruang yang adaptif terhadap perubahan iklim.
 
Nah, itu tujuh faktor penyebab banjir rob yang perlu Sobat Medcom pahami. Semoga bermanfaat ya! (Bramcov Stivens Situmeang)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan