Sapardi Djoko Darmono menjadi Google Doodle hari ini. DOK Google
Sapardi Djoko Darmono menjadi Google Doodle hari ini. DOK Google

Kenalan dengan Sapardi Djoko Damono yang Jadi Google Doodle Hari Ini

Renatha Swasty • 20 Maret 2023 10:05
Jakarta: Gambar Sapardi Djoko memakai payung di bawah hujan dan membawa buku terpampang menjadi Google Doodle hari ini, Senin, 20 Maret 2023. Gambar itu mengingatkan pada salah satu karya Sapardi berjudul Hujan Bulan Juni.
 
Sapardi Djoko Damono merupakan seorang pujangga Indonesia yang dikenal lewat berbagai puisi-puisi yang menggunakan kata-kata sederhana. Tak heran, sejumlah karya Sapardi sangat populer.
 
Dilansir dari dpad.jogjaprov.go.id, Sapardi lahir di Kampung Baturono, Solo pada 20 Maret 1940 dari ayah Sadyoko dan ibu Sapariah. Sapardi merupakan anak sulung.

Awal karier menulis Sapardi dimulai dari bangku sekolah. Saat masih di sekolah menengah, karya-karyanya sudah sering dimuat di majalah. Kesukaannya menulis semakin berkembang ketika dia kuliah di Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gadjah Mada (UGM).
 
Sapardi memiliki sejumlah kemampuan di bidang seni, mulai dari menari, bermain gitar, bermain drama, dan sastrawan. Namun, yang paling menonjol ialah bidang sastra.
 
Pria yang dijuluki sajak-sajak SDD ini tidak hanya menulis puisi, namun juga cerita pendek. Sapardi juga menerjemahkan berbagai karya penulis asing, esai, dan sejumlah artikel di surat kabar, termasuk kolom sepak bola. Sapardi juga sedikit menguasai permainan wayang, karena kakeknya yang menjadi abdi dalem bekerja sebagai dalang.
 
Penyair yang tersohor namanya di dalam maupun luar negeri ini juga sempat mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Sapardi juga pernah menjadi dekan dan guru besar serta redaktur pada majalah Horison, Basis, dan Kalam.
 
Hal lain yang membuat jasanya besar untuk sastra adalah merintis dan memprakarsai Himpunan Sarjana Kesustraan Indonesia (Hiski). Setiap tahun, ada penyelenggaraan seminar dan pertemuan sarjana sastra yang terhimpun di dalam organisasi tersebut.
 
Berikut pendidikan, karier dan penghargaan yang diterima Sapardi:

Pendidikan

  1. Sekolah Dasar Kasatrian
  2. SMP II Mangkunagaran
  3. SMA II di Margoyudan
  4. Jurusan Sastra Barat Fakultas Sastra dan Kebudayaan UGM

Karier

  1. Guru Besar Ilmu Sastra
  2. Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI
  3. Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI
  4. Ketua Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI
  5. Pendiri Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI)
  6. Dosen Universitas Diponegoro
  7. Direktur Pelaksana Yayasan Indonesia
  8. Dosen tetap di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI
  9. Anggota Dewan Kesenian Jakarta
  10. Pelaksana harian Pusat Dokumentasi HB Jassin
  11. Anggota redaksi majalah kebudayaan Basis
  12. Country editor untuk majalah Tenggara
  13. Koresponden untuk Indonesian Circle
  14. Pendiri Yayasan Puisi dan menerbitkan Jurnal Puisi

Penghargaan

  1. Cultural Award dari Australia (1978)
  2. Anugerah Puisi Putra dari Malaysia (1983)
  3. SEA Write Award dari Thailand (1986)
  4. Anugerah Seni dari Pemerintah Indonesia (1990)
  5. Mataram Award (1985)
  6. Kalyana Kretya (1996) dari Menristek RI
  7. Penghargaan Achmad Bakrie (2003).
Sapardi meninggal dunia pada 19 Juli 2020. Namun, puisi-puisinya tetap abadi hingga kini, seperti Hujan Bulan Juni, Aku Ingin, Pada Suatu Hari Nanti, Yang Fana Adalah Waktu, Menjenguk Wajah di Kolam, dan lainnya.
 
Baca juga: Rekomendasi Karya Ikonik Sapardi Djoko Damono

 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan