Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla berfoto bersama pimpinan lembaga tinggi negara, usai hadir dalam Sidang Tahunan MPR di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis, 16 Agustus 2018, MI/Susanto.
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla berfoto bersama pimpinan lembaga tinggi negara, usai hadir dalam Sidang Tahunan MPR di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis, 16 Agustus 2018, MI/Susanto.

Harapan Lama Sekolah Capai 13 Tahun

Jokowi: 20 Juta Siswa Telah Terima Manfaat KIP

Intan Yunelia • 16 Agustus 2018 15:08
Jakarta: Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan program pendidikan gratis di empat tahun masa pemerintahannya sudah berjalan optimal. Tak kurang dari 20 juta siswa kurang mampu secara ekonomi, saat ini sudah menerima Kartu Indonesia Pintar (KIP).
 
“Realisasi penerima manfaatnya di tahun 2017 sudah mencapai lebih dari 20 juta peserta didik,” kata Jokowi saat Pidato Kenegaraan Presiden dalam rangka HUT RI ke-73 Proklamasi Kemerdekaan RI, di Depan Sidang Bersama DPR dan DPD RI, Ruang Sidang Paripurna, Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis, 16 Agustus 2018.
 
Program KIP terbagi di semua usia dan jenjang pendidikan, dengan kategori usia  6-21 tahun.
“Kita harus pastikan anak-anak Indonesia dapat bersekolah tanpa kendala biaya melalui pembagian KIP,” ucap Jokowi.

Ia berharap anak-anak Indonesia bisa bersekolah hingga setidaknya menuntaskan wajib belajar 12 tahun.  Jokowi juga mengungkapkan, akses dan layanan pendidikan yang meningkat di era pemerintahannya ditunjukkan dengan meningkatnya harapan lama sekolah penduduk muda.
 
“Harapan lama sekolah penduduk muda tahun 2017 telah mencapai hampir 13 tahun,” tandasnya.
 
Baca: Presiden Tantang Perguruan Tinggi Dobrak Kebiasaan Lama
 
Presiden menambahkan, saat ini pemerintah juga tengah fokus untuk meningkatkan kualitas
pendidikan dasar dan menengah yang merata di seluruh Indonesia. Jumlah Guru Garis Depan (GGD) dari 2016 sampai 2017 misalnya, sudah bertambah sebanyak 7.094 guru.
 
Peningkatan kompetensi berkelanjutan juga sudah dilakukan kepada lebih dari satu juta guru.  Realisasi Bantuan Operasional Sekolah (BOS) turut meningkat setiap tahunnya.  "Yang terakhir di  2017 menjangkau 47 juta siswa," sebut Jokowi.
 
Lembaga Keagamaan
 
Namun, menurut Presiden, mengasah kepintaran dan keahlian saja tidak cukup. Manusia Indonesia harus memiliki karakter yang kuat, akhlak yang mulia, akhlakul karimah, agar tidak mudah patah, tidak mudah menyerah, terus optimistis dalam meraih cita-cita dan prestasi.
 
"Kita harus membangun manusia Indonesia yang berkarakter dan memiliki akhlak mulia. Oleh karena itu, Pemerintah memberikan penghargaan yang tinggi atas peran penting lembaga keagamaan dalam pembentukan karakter bangsa, seperti Pondok Pesantren, Dayah, Mualimin-Mualimat, Seminari, Pasraman, dan Vihara.
 
"Lembaga-lembaga tersebut merupakan bagian 'soko guru' masyarakat dalam kehidupan sosial-keagamaan, pendidikan, dan pengembangan sumber daya manusia (SDM)," ungkap Jokowi.
 
Lembaga-lembaga itu juga selama ini telah berperan penting dalam menjaga keimanan, Kebhinnekaan, nilai kebangsaan, dan meningkatkan SDM Indonesia yang berkualitas dan berkarakter.  "Sehingga benteng kerukunan Indonesia semakin kokoh dalam menghadang arus intoleransi, radikalisme, dan terorisme," tutup Presiden.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan