Fenomena ini juga menjadi persoalan di SDN Manggarai 01 Jakarta. Kepala Sekolah SD Negeri Manggarai 01, Nurhidayati, memiliki cara agar mereka tak terlalu tersita waktunya oleh game online.
Nurhidayati mencoba memberikan pengalaman membaca bagi para siswanya. Meski belum dilakukan secara masif, namun dia mengakui banyak hal positif yang didapat.
"Walau kami melakukan (kegiatan membaca) seminggu dua kali, sudah terasa hasilnya," kata Nurhidayati, dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat, 31 Mei 2024.
Setiap setelah membaca buku, keesokan harinya siswa diminta menceritakan kembali isi buku tersebut. Hasilnya, mereka bisa menceritakan lagi secara runtut. Selain itu, mereka juga berani bicara di depan umum.
"Pengaruh membaca amat besar, karena itu kita selalu menganjurkan siswa membaca buku,” kata dia.
Nurhidayati mencontohkan saat siswanya diminta membaca buku cerita berjudul Tiju Si Pemburu Keju, karya Ayu Sugati dan Gina. Buku itu menceritakan seekor tikus yang gemar memakan keju hingga tubuhnya membesar dan susah berlari ketika dikejar Pupus, kucing pemilik Toko Roti.
"Siswa dengan antusias dan berani maju ke depan, menceritakan kembali," kata dia.
Baca: Bukan Dilarang, Sebaiknya Siswa Diarahkan saat Bermain Gawai |
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Akademi Televisi Indonesia (LPPM-ATVI) bersama Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih (YPP) Indosiar-SCTV menggelar literasi media ke siswa di SDN Manggarai 01, Rabu, 30 Mei 2024.
Kegiatan literasi ini juga didukung Wahana Edukasi Keliling (WELI). Siswa bisa langsung memilih dan membaca buku yang disediakan.
Hadir sebagai pengampu adalah sejumlah dosen ATVI, yakni Safrudiningsih, Sisca T Gurning, Suradi, dan dua mahasiswa ATVI, Putri dan Naren. Literasi media ATVI-YPP memberikan penyuluhan kepada siswa kelas 1-5 SD.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News