Di sudut-sudut kampus, kerap tumbuh denyut kreatif yang turut membentuk lanskap musik Indonesia. Kampus menjadi tempat berproses, bereksperimen, hingga akhirnya melahirkan band-band yang kelak mempunyai pengaruh besar.
Mereka membuktikan kehidupan akademik dan gairah bermusik bisa tumbuh berdampingan.
Berikut ini band-band nasional yang lahir di kampus, dari IKJ hingga UGM.
Band nasional yang lahir dari kampus
1. .Feast (Universitas Indonesia)
Saat nama Baskara Putra melejit lewat proyek solonya, Hindia, banyak yang melacak akarnya kembali ke .Feast. Band ini adalah produk murni dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia..Feast terbentuk sekitar tahun 2012. Para personilnya, termasuk Baskara, adalah mahasiswa dari departemen berbeda-beda di FISIP.
Lirik-lirik .Feast dan Hindia dikenal tajam, sarat observasi, dan kritik sosial-politik. Latar belakang pendidikan Baskara di Ilmu Komunikasi FISIP UI, misalnya, memberinya bekal merumuskan pesan sosial yang kuat, yang kemudian menjadi DNA utama dalam karya-karyanya.
2. The Upstairs (Institut Kesenian Jakarta)
Sebagai episentrum seni, Institut Kesenian Jakarta (IKJ) adalah 'pabrik' band berkualitas. Salah satu yang paling menonjol di era 2000-an awal adalah The Upstairs.Band ini identik dengan vokalis yang karismatik, Jimi Multhazam, mahasiswa Fakultas Seni Rupa (FSR) IKJ. Pengaruh latar pendidikannya terlihat pada estetika visual pada album-albumnya, lirik puitis-nyeleneh, dan aksi panggung teatrikal mereka. Aliran new wave yang mereka usung adalah pilihan artistik yang matang.
3. White Shoes & The Couples Company (Institut Kesenian Jakarta)
Masih dari kampus Cikini, White Shoes & The Couples Company (WSATCC) adalah contoh sempurna bagaimana pendidikan seni rupa bisa diterjemahkan menjadi musik. Pasangan Aprilia Apsari (Sari) dan Yusmario Farabi (Rio) bertemu sebagai mahasiswa FSR IKJ.Musik WSATCC yang kental nuansa vintage Indonesia era 60-70an merupakan hasil riset visual dan sejarah desain yang mereka pelajari di bangku kuliah. Estetika mereka mulai dari desain sampul album, font yang dipakai, hingga busana panggung, adalah satu kesatuan konsep yang dipikirkan matang, layaknya sebuah karya desain visual.
4. The Adams (Institut Kesenian Jakarta)
The Adams adalah salah satu band penting yang lahir dari kampus seni IKJ. Dibentuk tahun 2002 oleh Ario Hendarwan, Beni Adhiantoro, Tino Runtuh Aku, dan Tyo Dwiharso, mereka memulai perjalanan dari sesi jamming rutin di lingkungan kampus.Tak lama, formasi berubah dengan masuknya Saleh “Ale” Husein dan Bimo Dwipoalam, lalu melahirkan album debut yang mencetak lagu-lagu klasik seperti "Konservatif" dan "Waiting", yang juga mengisi soundtrack film Janji Joni.
5. The Panturas (Universitas Padjadjaran)
The Panturas dibentuk tahun 2015 oleh mahasiswa Universitas Padjadjaran dari FISIP dan FIKOM yang bertemu di Jatinangor. Band ini lahir dari hasrat nge-band yang awalnya sekadar iseng, namun kemudian menemukan bentuk seriusnya ketika Abyan “Acin” Nabilio diajak bergabung sebagai vokalis.Nama "The Panturas" dipilih sebagai penghormatan terhadap musik surf-rock klasik, dan sejak itu mereka mengembangkan identitas unik yang mencampurkan tema fiksi petualangan dengan nuansa lokal. Jatinangor, sebagai kawasan kampus yang multikultural dan kreatif, memberikan ruang ideal bagi kolaborasi dan eksperimen artistik.
Bekal akademis para personelnya turut membentuk cara mereka membangun narasi lirik dan estetika visual. Dari mini album Mabuk Laut hingga Galura Tropikalia, dan penampilan mereka yang memukau di Fuji Rock Festival 2025 di Jepang, The Panturas menunjukkan musik bisa lahir dari kampus, tumbuh di tongkrongan, dan bersinar di panggung dunia.
6. Project Pop (Universitas Padjadjaran & Universitas Katolik Parahyangan)
Jauh sebelum The Panturas, Bandung telah melahirkan grup legendaris Project Pop. Mereka adalah fenomena unik, hasil fusi dua grup komedi kampus: P-Project (FISIP Unpad) dan Padhyangan (Unpar).Berawal dari semangat ngeband mahasiswa di pertengahan 90-an, Project Pop tumbuh menjadi ikon musik pop komedi Indonesia. Beranggotakan alumni dari berbagai fakultas seperti Ilmu Komunikasi dan Sastra, Project Pop berhasil menggabungkan humor, kritik sosial, dan musik populer dalam satu paket hiburan yang relevan lintas generasi. Sejak 1996, mereka konsisten menyuarakan kegembiraan lewat lirik jenaka dan aransemen musik yang segar.
7. Grrrl Gang (Universitas Gadjah Mada)
Grrrl Gang, band pop alternatif asal Yogyakarta, lahir dari pertemanan dan aktivitas mereka di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) band kampus. Musik mereka yang sederhana, catchy, dan terinspirasi dari band indie Kanada, Alvvays, menonjolkan pendekatan DIY (Do It Yourself) dalam bermusik yang mengajarkan pentingnya kreativitas, kolaborasi, dan eksplorasi gaya untuk menemukan suara khas di tengah industri yang kompetitif.Perjalanan mereka yang konsisten merilis EP dan album serta tampil di berbagai kota Indonesia hingga Asia Tenggara membuktikan latar belakang kampus bisa menjadi inkubator penting bagi talenta musik muda untuk berkembang dan dikenal lebih luas.
Itulah band-band yang lahir dari kampus. Apakah kamu punya band di kampus? (Sultan Rafly Dharmawan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id