"Kegiatan ini dikemas interaktif dengan berbagai aktivitas menarik," kata Dosen Produksi Media IMDE, Safrudiningsih, melalui keterangan tertulis, Jumat, 22 November 2024.
Para siswa diberi kesempatan unjuk tampil bercerita tentang buku favorit mereka. Dilakukan juga diskusi seputar batasan usia dalam bermedia sosial hingga penjelasan mengenai simbol batasan umur tayangan di televisi.
"Tidak ketinggalan, ada momen seru bernyanyi bersama yang menambah semarak acara," kata Kak Ning, sapaan Safrudiningsih.
Kepala Sekolah SDN Menteng 01, Irawan, mengapresiasi kegiatan literasi media tersebut. Menurut dia, program ini sangat penting dalam membantu siswa memahami batasan dalam bermedia sosial.
"Mudah-mudahan acara ini terus berlanjut untuk meningkatkan literasi anak-anak didik kami," kata Irawan.
Michele, siswa kelas 6B, mengatakan kegiatan ini memberikan banyak pengalaman baru dan menyenangkan. Ia senang dengan cara Kak Ning dan Kak Yadi mengisi acara yang dianggapnya seru dan interaktif.
"Ternyata batasan usia untuk bermedia sosial itu 13 tahun. Aku pun terkejut karena banyak yang memiliki media sosial di bawah umur yang di antaranya adalah teman-temanku," ujar Michele yang juga menyukai kehadiran mobil Weli yang penuh dengan buku dongeng baru.
Baca: 7 Perpustakaan Unik di Jakarta, Wajib Dikunjungi! |
Koordinator Hak Baca Anak di majalah CIA, Lyna, menjelaskan pentingnya kolaborasi antara media cetak anak dengan media mainstream di era digital. Sebagai satu-satunya majalah anak yang masih bertahan di tengah arus digitalisasi, CIA tidak menentang perkembangan teknologi, melainkan melihatnya sebagai peluang untuk bersinergi dan terintegrasi.
"Kami memahami media cetak harus mampu berjalan berdampingan dengan digitalisasi. Kolaborasi dengan YPP ini menjadi bentuk komitmen kami sebagai penggiat literasi anak. Dan ini selaras dengan visi YPP,” kata Lyna.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News