Wakil Ketua Umum Asosiasi Guru PPKn Indonesia (AGPPKnI), Satriwan Salim. Foto: Istimewa
Wakil Ketua Umum Asosiasi Guru PPKn Indonesia (AGPPKnI), Satriwan Salim. Foto: Istimewa

Keliru Jelaskan Konsep Trinitas, Asosiasi Guru Sesalkan Ini Terjadi di Buku Teks Utama

Citra Larasati • 26 Juli 2022 19:59
Jakarta:  Wakil Ketua Umum Asosiasi Guru PPKn Indonesia (AGPPKnI), Satriwan Salim menyesalkan adanya konten penjelasan yang keliru tentang konsep Trinitas di dalam buku PPKn (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) kelas VII SMP/MTs.  Terlebih lagi buku yang ramai diperbincangkan di jagad maya tersebut berstatus sebagai buku teks utama. 
 
Merujuk pada Permendikbudristek Nomor 25 Tahun 2022 tentang Penilaian Buku Pendidikan yang dimaksud Buku Teks Utama adalah buku pelajaran yang wajib digunakan dalam pembelajaran berdasarkan kurikulum yang berlaku dan disediakan oleh pemerintah pusat tanpa dipungut biaya.
 
Dalam konteks ini buku PPKn SMP/MTs yang dikeluarkan Pusat Perbukuan, Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP)Kemendikbudristek dibagi menjadi dua.  Yakni buku siswa dan buku guru untuk setiap jenjangnya.  

"Ini terjadi di buku teks utama. Keberadaan buku teks ini sangat vital dan determinatif terhadap terselenggaranya proses pembelajaran dengan baik," kata Satriwan dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 26 Juli 2022.
 
Buku teks tersebut menjadi salah satu bahan ajar yang akan selalu dirujuk siswa dan guru. Bahkan di level teknis, banyak guru meyakini bahwa kurikulum itu adalah buku itu sendiri.
 
"Jadi keberadaan buku teks benar-benar menentukan jalannya pembelajaran. Aktivitas siswa di kelas juga berdasarkan petunjuk-petunjuk buku teks," terangnya.
 
Oleh karena itu, Satriwan berharap buku teks utama ini dibuat secara profesional, baik dari segi konten maupun tata letak. "Ya kami berharap segera ditarik dari sekolah-sekolah yang menggunakan kurikulum merdeka, ada 140 ribu sekolah yang pakai kurikulum merdeka, untuk SMP saya kira puluhan ribu sekolah," ujarnya.
 
Selain ditarik dari sekolah-sekolah, buku tersebut sudah sangat layak direvisi. Sebab buku teks utama PPKn yang sedang ramai ini justru tidak mengikuti perkembangan terbaru Kebijakan Capaian Pembelajaran di Kurikulum Merdeka yang dikeluarkan BSKAP Kemendikbudristek.
 
Keputusan Kepala BSKAP Kemendikbudristek Nomor 033/H/Kr/2022 Tentang Perubahan Capaian Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah pada Kurikulum Merdeka.  Buku Teks PPKn di atas masih menggunakan kebijakan Capaian Pembelajaran 2021 yang lama.
 
"Jadi buku PPKn yang sudah tidak sesuai dengan kebijakan capaian pembelajaran kurikulum merdeka termutakhir untuk apa dipertahankan. Kasihan anak-anak dan guru belajar dari buku yang sudah tak relevan," ujar Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) ini.
 
Satriwan menilai protes yang meramaikan jagad media sosial tentang kekeliruan isi buku PPKn dalam menjelaskan konsep Trinitas di dalam ajaran Kristen ini sangat beralasan. Sebab konten buku tersebut memberikan informasi yang fatal dan keliru mengenai teologi Kristiani (Katolik dan Protestan).

Respons Cepat

Meski begitu, P2G mengapresiasi respons cepat Kepala BSKAP Kemendikbudristek, Anindito Aditomo di Twitter yang berkomitmen akan segera menarik buku tersebut dari peredaran termasuk format e-book-nya.  P2G berharap Pusat Perbukuan BSKAP Kemdikbudristek meninjau ulang konten-konten buku teks utama (buku teks pelajaran) lainnya yang diterbitkan Pusbuk BSKAP Kemdikbudristek.
 
"Sebagai langkah anitisipatif sekaligus kuratif adanya konten-konten keliru dan fatal yang luput dari bacaan penulis dan penelaah," tegas Satriwan.

Awal Mula 

Protes ini bermula saat pengguna akun Twitter @mogitscj menyampaikan keluhan soal kesalahan penjelasan di buku. Sigit Pranoto, sang pemilik akun mencuit:
 
"Dear @Kemendikbud_RI cc: @nadiemmakarim @Nadiem_Makarim @KatolikG @ProtestanGL Entah bagaimana proses editing penerbitan buku panduan belajar seperti ini dilakukan. Sangat disayangkan bahwa penulis tidak memahami ajaran dari agama Kristen Protestan dan Katolik terkait Trinitas"
 
Dalam unggahannya, Sigit yang juga seorang Romo melampirkan foto berupa isi buku yang keliru. Isi buku tertulis:

Kristen Protestan

Agama Kristen Protestan mulai berkembang setelah kedatangan bangsa-bangsa Eropa, terutama Belanda dan Inggris sekitar Abad ke-17. Tuhannya adalah Allah, Bunda Maria, dan Yesus Kristus sebagai tiga yang tunggal atau Trinitas. Injil menjadi kitab sucinya. Umat Kristen Protestan wajib beribadah setiap akhir pekan di gereja masing-masing.

Katolik

Agama Katolik mulai berkembang bersama dengan kedatangan bangsa Spanyol dan Portugis di Abad ke-16. Tuhannya sama dengan Kristen Protestan, yakni Trinitas Allah, Bunda Maria, dan Yesus Kristus. Kitab sucinya juga injil. Dengan peribadatan tersendiri, berbeda dengan Protestan, umat Katolik wajib beribadah setiap akhir pekan di gereja Katolik.
 
"Baik versi pdf maupun cetak tertulis pengajaran yg sangat keliru tentang agama Protestan dan Katolik seperti yang saya lingkari. Dan justru inilah yang selama ini menjadikan kesalahpahaman dalam hubungan di masyarakat terkait tentang ajaran Trinitas" cuit @mogitscj kembali.
 
Cuitan itu langsung ditanggapi Kepala BSKAP, Kemendikbudristek, Anindito Aditomo. Dia berjanji segera melakukan revisi dan menarik buku elektronik..
 
Ajaran Kristiani tentang Trinitas mengajarkan bahwa Allah itu satu atau Esa. Namun, hadir dalam tiga pribadi: Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus.
 
Baca juga:  Penjelasan Konsep Trinitas di Buku PPKN Tuai Protes, Ini Jawaban Kemendikbudristek

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan