Kepala BRIN Laksana Tri Handoko. DOK BRIN
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko. DOK BRIN

BRIN Kembangkan Ekosistem Riset Bagi Periset

Renatha Swasty • 20 Desember 2022 17:31
Jakarta: Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terus berupaya mengembangkan ekosistem riset dengan baik guna melaksanakan tiga tugas utama. Dalam melaksanakan tiga tugas tersebut, BRIN menyediakan fasilitas laboratorium pendukung riset.
 
“BRIN milik periset seluruh Indonesia, sehingga semua skema BRIN terbuka agar adil. Ini menjadi modal yang besar bagi periset BRIN,” kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dikutip dari laman brin.go.id, Selasa, 20 Desember 2022.
 
Handoko menyebut ada tiga tugas utama BRIN, ialah sebagai policy maker, yaitu pemberi rekomendasi untuk semua kementerian dan lembaga pemerintah melalui kedeputian kebijakan di BRIN. Lalu, executing agency, yaitu pelaksana riset melalui organisasi riset, dan pusat riset; serta funding agency.

Dia menyampaikan periset dapat menjangkau kampus terdekat untuk melakukan kolaborasi riset. “BRIN memiliki fasilitas laboratorium yang dapat dimanfaatkan bersama. BRIN juga sedang mengembangkan pola joint funding dengan daerah,” tutur dia.
 
Handoko berpesan kepada periset untuk loyal pada profesi. Sehingga, periset dapat memberi manfaat pada masyarakat dan ilmu pengetahuan.
 
Dia menyebut publikasi di jurnal adalah instrumen untuk menunjukkan riset sudah benar, sesuai dengan hasil review komunitas ilmiah bidang tersebut. “Hasil publikasi jurnal oleh periset merupakan bentuk kontribusi untuk meningkatkan nama Indonesia di Global Innovations Index,” jelas dia.
 
Sementara itu, untuk memberikan peluang kolaborasi dan kreativitas bagi periset, BRIN menerapkan sistem Work from Anywhere (WFA) yang kinerjanya berbasis output. Untuk memfasilitasi sistem WFA tersebut, BRIN menyediakan co-working space (CWS) atau Kantor Kerja Bersama pada beberapa titik di wilayah Indonesia.  
 
“Saat ini, ada 52 CWS dari 120 kantor BRIN yang ada,” ujar Handoko.
 
Handoko mengatakan dengan konsep CWS ini, peneliti diharapkan lebih proaktif, fleksibel, dan dapat berkolaborasi dengan periset lainnya. “ASN BRIN harus lebih dewasa mencari peluang dan menentukan sendiri jalur karier ke depan," tutur dia.
 
Dia juga menyampaikan konsep CWS BRIN menjadi tolok ukur nasional karena pola seperti ini masih tergolong baru. Namun, Handoko menyebut akan dilakukan evaluasi terkait konsep tersebut.
 
Baca juga:

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan