"Paling penting itu bisa terus berkesenian," kata Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid dalam peluncuran Indonesia Dance Network secara daring, Jakarta, Rabu, 29 April 2020.
Bersama Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), Kemendikbud meluncurkan program Indonesia Dance Network (IDN) bertajuk 'saweran online'. Program ini diharapkan membuat seniman tari tetap bisa berkesenian dan mendapatkan pemasukan.
Hilmar menambahkan penghasilan para seniman tari ini nantinya bersumber dari saweran online. Pundi yang didapat dari konten-konten yang sudah diunggah di IDN disalurkan kepada seniman tari.
"Agar monetisasinya berjalan ketemu ini konsepnya saweran online. Kalau tiket orang banyak pertimbanganya, kalau saweran kan sukarela. Jadi tontonan bisa diakses, di saat bersamaan bisa urunan," terangnya.
Baca: Darurat Covid-19, Seniman Tari 'Mentas' Virtual
Konten-konten yang berisi video pertunjukan sampai latihan menari sudah bisa dinikmati di kanal Youtube Indonesia Dance Network. Konten ini dapat diakses secara cuma-cuma. Bagi yang ingin 'nyawer', cukup mengisi form landing page di link setiap video, kemudian melakukan pembayaran lewat fasilitas bayar elektronik OVO.
Menurut Hilmar, hasil saweran akan didistribusikan pada pelaku seni yang membuat karya. Saweran dipotong 20 persen untuk donasi, 5 persen untuk admin, dan 2,5 persen untuk pajak penghasilan dari.
Ketua Komite Tari DKJ Yola Yulfianti berharap program ini bisa bermanfaat bagi para seniman tari yang kehilangan penghasilan akibat pandemi. Ia ingin memastikan seniman tari bisa tetap 'makan' di musim paceklik ini.
"Kalau kosong seperti ini otomatis kehilangan uang honor, kalau kita kehilangan artinya enggak kerja, enggak bisa makan," kata Yola.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News