Mereka adalah Pande Putu Setiawan, alumnus Fakultas Ekonomika dan Bisnis yang mendirikan Komunitas Anak Alam; Mukhanif Yasin Yusuf, alumnus Fakultas Ilmu Budaya yang merupakan aktivis isu disabilitas; Haris Fuadi, alumnus Fakultas Peternakan yang menekuni pembinaan talenta muda sepak bola. Lalu, Ritno Kurniawan, alumnus Fakultas Pertanian yang bergerak dalam konservasi hutan lindung; serta Nadlrotus Sariroh, alumnus Fakultas Ilmu Budaya yang memperjuangkan hak-hak pekerja buruh gendong di Yogyakarta.
“Kami sangat bangga alumni sekarang sudah lebih dari 500 ribu, tersebar di seluruh penjuru dan mengukir prestasi dalam berbagai jabatan dan posisi yang sangat membanggakan. Tentunya kiprah nyata ini merupakan hasil didikan karakter saat di UGM,” ujar Rektor UGM, Ova Emilia, dikutip dari laman ugm.ac.id, Senin, 18 Desember 2023.
Tahun ini, terdapat 56 nama yang didaftarkan sebagai calon penerima penghargaan melalui penjaringan oleh pengurus pusat, pengurus cabang, dan komunitas KAGAMA, serta tim yang dibentuk khusus. Penilaian terhadap kelayakan alumni untuk memperoleh penghargaan ditentukan berdasarkan tiga kriteria penilaian.
Pertama, alumni yang memiliki inisiatif, kemandirian, dan dapat berkolaborasi dengan pihak lain untuk mengembangkan gagasan menjadi praktik nyata dalam melindungi dan menyejahterakan masyarakat. Kedua, alumni yang memiliki komitmen, dedikasi, dan konsistensi dalam menjalankan kegiatan-kegiatan yang bersentuhan langsung dengan kehidupan rakyat.
Ketiga, gagasan dan tindakan dalam membantu rakyat tersebut memiliki pengaruh nyata dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Salah satu juri, Irfan Dwidya Prijambadam, menyebut mereka adalah alumni yang menguatkan akar dan turut menjulangkan tinggi Universitas Gadjah Mada.
"Mereka adalah pengabdi rakyat yang sesungguhnya, yang terkadang luput dari puja-puji dan laporan media,” ucap Irfan.
Penghargaan ini diharapkan dapat menghadirkan inspirasi dan penggerak bagi alumni UGM untuk terus menjadi agen perubahan positif di masyarakat. Salah satu anggota dewan juri, Ida Bagus Yoga Atmaja, menyebut penghargaan ini juga untuk mendokumentasikan kiprah alumni UGM dalam bidang pengabdian kepada masyarakat.
Kiprah alumni
Pengabdian alumni berangkat dari keprihatinan akan persoalan yang mereka temukan di tengah masyarakat. Pande, misalnya, beberapa tahun lalu memutuskan meninggalkan pekerjaan utamanya untuk mendampingi anak-anak putus sekolah di Desa Batur, Bali.Melalui komunitas yang ia dirikan, Pande berhasil menggerakkan anak-anak muda Bali sukarela mengulurkan tangan dan bergerak bersama membantu anak-anak memperoleh penghidupan dan pendidikan yang layak.
Bagi Pande, pengabdian ini menjadi salah satu cara untuk membagikan hal-hal baik yang telah mereka peroleh selama menempuh pendidikan di kampus UGM.
“Kampus telah memberikan semua fasilitas terbaik. Saya sadar saya adalah orang yang beruntung, yang harusnya bersyukur dan membagikan keberuntungan itu kepada orang lain,” tutur dia.
Kisah serupa juga datang dari penerima penghargaan lainnya. Meski tidak pernah mengharapkan pengakuan atas apa yang mereka kerjakan, mereka mengapresiasi pemberian penghargaan ini. Ini memberikan motivasi dan semangat lebih untuk terus menebar kebaikan.
“Tugas saya sekarang belum selesai, masih banyak target untuk dikejar. Penghargaan ini menjadi motivasi bagi saya untuk terus berbuat baik,” tutur Mukhanif.
Temu alumni
Malam Temu Alumni menjadi ajang tahunan yang diselenggarakan untuk memperkuat koneksi dan solidaritas di antara alumni UGM. Acara pemberian penghargaan dan hiburan.Dalam kesempatan juga diluncurkan buku sinergi UGM dan KAGAMA berjudul Kompilasi Pemikiran Kecerdasan Artifisia. Serta penyerahan simbolis Beasiswa KAGAMA, Beasiswa Sahabat UGM, Beasiswa Gadjah Mada Peduli dan Orang Tua Asuh, serta Beasiswa KAGAMA Golf.
Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat KAGAMA, Ari Dwipayana, menuturkan tahun ini KAGAMA memperingati ulang tahun ke-65. Dia berharap KAGAMA dapat terus menjaga rasa persatuan dan persaudaraan dan menjadi bagian dari perkembangan UGM hingga tahun-tahun yang akan datang.
“Selama 65 tahun KAGAMA telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perjalanan kampus dan bangsa. Sebagai paguyuban kami akan selalu mendukung UGM untuk tumbuh menjadi universitas yang unggul dan membanggakan, baik sebagai alumni, sivitas, maupun bangsa,” kata Ari.
Baca juga: Djoko Walujo, Sosok di Balik Karya 'Sesanti Gadjah Mada' UGM |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News