“Ingat, beasiswa yang diberikan negara ini berasal dari pajak rakyat, karena itu, selesai studi tepat waktu, atau bahkan lebih cepat selesai, itu membantu negara dalam efisiensi anggaran," kata Suharti kepada 65 mahasiswa penerima Beasiswa Unggulan dalam pembekalan studi dikutip dari laman Puslapdik Kemdikbud, Kamis, 13 April 2023.
Suharti juga mengajak mahasiswa penerima Beasiswa Unggulan memanfaatkan waktu selama studi dengan sebaik-baiknya. Misalnya mencari pengalaman baru, melakukan observasi lingkungan di luar lingkungan akademik, serta membangun jejaring dengan komunitas dalam dan luar kampus di berbagai bidang ilmu.
“Semua itu akan memperkaya pengalaman, pengetahuan, dan menambah jejaring yang sangat penting sebagai bekal ketika sudah lulus dan terjun di dunia kerja dan di masyarakat," kata Suharti.
Selama dua bulan, yakni Maret dan April, Pokja Beasiswa Pendidikan Tinggi Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) menggelar pembekalan studi bagi 741 mahasiswa penerima BU Tahun 2022. Pembekalan studi disebar di lima wilayah, yakni Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Bogor dengan pelaksanaan hybrid, yakni during dan luring.
“Tahun 2022 lalu, pendaftar Beasiswa Unggulan mencapai 19 ribu orang, namun yang berhak meraih beasiswa hanya sekitar 500 orang," kata Koordinator Pokja Beasiswa Pendidikan Tinggi Puslapdik, Septien Primadiassari.
Septien menyebut pembekalan akan memberikan informasi, pengetahuan, dan pengalaman terkait teknis pelaporan perkembangan studi, kehidupan akademik dan non akademik, serta wawasan kebangsaan.
“Kami juga hadirkan alumni BU yang akan memberikan wawasan dan pengalaman terkait bagaimana penyelesaikan studi dan bagaimana memanfaatkan beasiswa yang diterima untuk terus berprestasi dan bermanfaat bagi masyarakat dan negara," tutur dia.
Guru besar bidang Konservasi Energi ITB, Tubagus Ahmad Fauzi Soelaeman, menghimbau mahasiswa penerima Beasiswa Unggula, baik jenjang S1, S2, maupun S3 berprestasi secara akademik dan non akademik. Mantan Duta Besar Indonesia untuk Unesco Tahun 2015-2018 itu mendorong mahasiswa tertib dan disiplin mengikuti kurikulum serta mencermati rencana studi sejak semester pertama sampai terakhir.
“Aktif dalam membaca textbook, aktif bertanya pada dosen, aktif berdiskusi dengan teman di berbagai angkatan, dan membuat rangkuman," kata Fauzi.
Sedangkan, dalam hal kehidupan non akademik, Fauzi menganjurkan mahasiswa penerima Beasiswa Unggulan aktif memperluas jejaring secara lintas profesi dan lintas keilmuan. Mahasiswa juga didorong selalu aktif di kegiatan organisasi, mengikuti berbagai kegiatan seminar atau konferensi serta aktif dalam kegiatan lapangan dan meningkatkan kompetensi, baik yang bersertifikasi maupun yang non sertifikasi.
“Yang paling penting, menurut saya, harus punya integritas akademik seperti tidak melakuan plagiat, mencontek, merekayasa nilai, jujur, dan bertanggung jawab serta belajar kepemimpinan," kata Fauzi yang pernah menjabat Atase Pendidikan di KBRI London ini.
Narasumber lain yang hadir pada kegiatan pembekalan itu adalah Angga Friyanto. Dia adalah pengembang sistem jaringan yang kini menjadi dosen tetap di Universitas Komputer Indonesia Bandung dan juga tim pengembang IT di Pusat Prestasi Nasional Kemendikbudristek.
Angga mengajak mahasiswa penerima Beasiswa Unggulan selalu bertanya pada diri sendiri, apakah layak menerima beasiswa, apa yang menjadi pembeda antara penerima beasiswa dengan yang bukan penerima beasiswa.
“Saya mengajak Anda, mahasiswa penerima Beasiswa Unggulan, untuk selalu mempunyai prinsip, bahwa memperoleh beasiswa itu bukan akhir sebuah proses, tapi justru sebagai awal proses untuk meraih prestasi selanjutnya, “kata Angga yang pernah beberapa kali menjuarai berbagai event internasional bidang teknologi informasi tersebut.
Baca juga: Guru Merapat, Beasiswa Microcredential Dibuka Nih: Simak Syarat dan Cara Daftarnya! |
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News