TASER-2P, Inovasi mahasiswa Unpad untuk meningkatkan produksi beras. DOK Unpad
TASER-2P, Inovasi mahasiswa Unpad untuk meningkatkan produksi beras. DOK Unpad

Manfaatkan Konsep Fisika, Mahasiswa Unpad Buat TASER-2P untuk Tingkatkan Produksi Beras

Renatha Swasty • 15 September 2023 13:44
Jakarta: Mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) dari Fakultas MIPA dan Fakultas Pertanian berkolaborasi mengembangkan inovasi teknologi cerdas bernama TASER-2P. Teknologi ini menerapkan konsep-konsep fisika seperti gelombang audiosonic dan ultrasonic untuk meningkatkan produktivitas padi.
 
Inovasi dikembangkan lima mahasiswa Unpad, yaitu Bergas Frenli Nur Vendi (Fisika), Kosirot Ashabul Jannah (Agribisnis), Muhammad Fadila Dwiputra (Agroteknologi), Septiani Rahayu (Agroteknologi), dan Eneng Tuti Rosita (Agroteknologi) dengan bimbingan dosen Vira Kusuma Dewi.
 
TASER-2P menggunakan gelombang suara untuk membantu petani meningkatkan produktivitas tanaman padi guna memaksimalkan hasil panen. Bergas menjelaskan alat TASER-2P dapat mengusir hama tikus dan wereng batang coklat (Nilaparvata lugens Stal.).

“Cara mengusirnya yaitu dengan pemanfaatan gelombang ultrasonik yang dapat mengusir serangga wereng batang coklat dan juga rekaman audio predator alami tikus sawah dan suara tikus kesakitan yang dapat memberikan efek intimidasi kepada tikus sawah sehingga membuat tikus tersebut merasa tidak nyaman dan mencegahnya mendekati area sawah sekitar sumber suara,” beber Bergas dikutip dari laman unpad.ac.id, Jumat, 15 September 2023.
 
Proyek ini berhasil mendapatkan pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2023. Bergas menjelaskan teknologi ini dikembangkan untuk memberikan solusi alternatif ramah lingkungan bagi petani.
 
Hal itu sebagai upaya mitigasi terhadap serangan OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan) yang kerap kali menyerang tanaman padi, khususnya serangan penyakit yang disebabkan oleh bakteri, serangan tikus, dan wereng. Selain itu, terdapat masalah lain yang kerap dihadapi petani seperti lambatnya laju pertumbuhan padi.
 
Kelima mahasiswa itu mengembangkan TASER-2P yang memanfaatkan gelombang udara dengan frekuensi audiosonik dan ultrasonik. Perlakuan gelombang udara terhadap tanaman padi diterapkan untuk memicu pembukaan stomata daun yang lebih lebar sehingga proses fotosintesis dapat lebih optimal.
 
Gelombang udara juga digunakan untuk mengusir hama agar menjauh dari daerah pertanaman dengan menghasilkan suara yang membuat serangga dan tikus merasa takut atau tidak nyaman.
 
Alat tersebut dikembangkan di laboratorium instrumentasi Departemen Fisika FMIPA Unpad yang nantinya akan dilengkapi dengan sistem Internet of Things (IoT) sehingga dapat dikendalikan dengan mudah melalui aplikasi mobile.
 
“Tidak hanya itu, alat ini juga akan dilengkapi dengan fitur monitoring pertanaman padi dengan memanfaatkan kamera yang berfungsi untuk mengambil video atau gambar serta Artificial Intelligence (AI) yang digunakan untuk menganalisis rekaman video tersebut,” kata Bergas.
 
Bergas menuturkan alat ini memiliki empat fitur fungsional dan dua fitur operasional. Empat fitur fungsional tersebut, yaitu pengusir hama, peningkat ketahanan penyakit, optimasi pertumbuhan, dan fitur monitoring.
 
Sementara itu, fitur operasional, terdapat pemutaran langsung dan pemutaran terjadwal. Sehinggs, pengguna dapat memilih untuk memutar gelombang saat itu juga atau sesuai pilihan jadwal yang telah ditetapkan.
 
Adapun untuk peningkatan resistensi penyakit dan optimasi pertumbuhan, alat ini memanfaatkan sonic bloom, yaitu pemaparan gelombang audiosonik yang dapat memengaruhi pembukaan stomata daun. Gelombang audiosonik dapat memengaruhi pembukaan stomata melalui fenomena resonansi  sehingga stomata terbuka lebar, H2O dan CO2 dapat masuk lebih banyak dan fotosintesis menjadi optimal.
 
Pemaparan audiosonik juga dapat menurunkan serangan patogen Rhizoctonia solani sebanyak 50 persen. Penurunan tersebut terjadi karena adanya respons mekanis yang memengaruhi ekspresi gen sehingga ketahanan tanaman terhadap hama dan penyakit meningkat.
 
TASER-2P dilengkapi dengan sistem IoT sehingga dapat digunakan dan dikendalikan dengan mudah oleh pengguna lewat aplikasi Android. Bergas menjelaskan untuk fitur monitoring,
alat ini dilengkapi dengan sensor kamera.
 
Sensor kamera yang terintegrasi dengan alat dapat menangkap gambar dan mengupload gambar tersebut ke server web yang kemudian dianalisis oleh artificial intelligence untuk mendeteksi keberadaan hama yang tertangkap kamera. Rekaman kamera dapat diakses melalui aplikasi Android yang juga terhubung via web server.
 
Baca juga: Bale Tatanen Unpad Panen Melon Premium Lebih Manis dan Crunchy

Kuliah di kampus favorit dengan beasiswa full kini bukan lagi mimpi, karena ada 426 Beasiswa Full dari 21 Kampus yang tersebar di berbagai kota Indonesia. Info lebih lanjut klik, osc.medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan