Namun bukan berarti secara parsial AI lah yang membuat sebuah penelitian. Melainkan AI dapat memberikan referensi awal atau alat bantu bagi mulanya penelitian.
Hal ini pun dinilai akan menjadi sebuah ekosistem baru bagi dunia penelitian. Tapi diperlukan dukungan agar ekosistem dari inovasi AI ini bisa maksimal dan tidak menciderai orisinalitas riset.
"Diperlukan integrasi teknologi AI dengan prinsip open science untuk peningkatan kualitas riset, penguatan institusi akademik, serta pengembangan sistem penelitian yang tangguh di Indonesia," ujar Vice President and Head of Marketing (ROW) Cactus Communications, Ruchi Chauhan di Gedung BRIN Jakarta, dalam acara Global Research Council (GRC) 2025 Asia Pacific Meeting, Rabu 5 November 2025.
Untuk itu, Cactus Communication melalui platform Editage, kata dia, melakukan pengembangan AI dan layanan penerbitan ilmiah. Perusahaan teknologi global itu pun merancang Editage sebagai jembatan atas kesenjangan akses riset dan memperluas dampak bagi pengetahuan masyarakat.
"Jika dikembangkan dan diterapkan secara etis, AI dapat membantu penyandang dana dan institusi membuat proses penelitian menjadi lebih transparan, inklusif, dan efisien,” imbuh Ruchi.
Ruchi menambahkan, visi ini sejalan dengan arah kebijakan Kementerian Komunikasi dan Digital Indonesia (Komdigi). Dimana pemerintah sedang mengembangkan peta jalan AI nasional yang menekankan penggunaan teknologi secara etis di berbagai sektor.
“AI bukan sekadar alat bantu, melainkan mitra strategis dalam membangun sains yang terbuka dan berkelanjutan,” ujarnya
Layanan Editage dirancang untuk mendukung para akademisi dalam setiap tahap penelitian. Mulai dari rekomendasi jurnal, ulasan naskah, penerjemahan ilmiah, peninjauan gambar dan struktur, pemeriksaan plagiarisme, hingga asistensi publikasi di jurnal internasional.
Pendekatan ini memadukan kekuatan teknologi AI dengan sentuhan manusia yang berpengalaman di dunia akademik. Melalui rangkaian layanan berbasis teknologi dan keahlian manusia, pihaknya ingin memberdayakan para akademisi untuk menghasilkan penelitian berkualitas tinggi.
Chief Growth Officer, Institutional Sales (West) Cactus Communications, Siddharth Bhatia menambahkan, Editage telah membantu lebih dari 5 juta peneliti dan 35.000 jurnal di seluruh dunia. Di Indonesia, pihaknya telah bermitra dengan 24 universitas negeri.
"Penelitian dan publikasi bereputasi internasional berperan penting dalam memposisikan Indonesia sebagai salah satu pusat riset dunia. Karena itu, kita harus terus meningkatkan kualitas dan pertumbuhan publikasi ilmiah nasional,” tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id