Mahasiswa ITB juara 1 karya tulis ilmiah. DOK ITB
Mahasiswa ITB juara 1 karya tulis ilmiah. DOK ITB

Bikin Prototipe Biosensor Pendeteksi Penyakit Malaria, Mahasiswa ITB Juara 1 Karya Tulis Ilmiah

Renatha Swasty • 12 April 2023 18:13
Jakarta: Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) menyabet Juara 1 dalam lomba Karya Tulis Ilmiah yang diselenggarakan di Universitas Sebelas Maret (UNS). Tim yang terdiri atas Muhammad Dzul Fakhri (Kimia 2019), Maha Yudha Samawi (Biologi 2019), dan Bilqis Naura Safira Rizam (Biologi 2020) mengangkat topik Pengembangan Biosensor Berbasis Toehold Switch untuk Determinasi Patogen Penyebab Malaria secara Cepat dan Akurat sebagai Perwujudan Program SDGs 2030.
 
Ketua Tim Mahabidzul, Dzul, mengungkapkan topik diambil karena penyakit malaria tergolong penyakit endemik dan pengobatannya berbeda-beda di setiap kasus. Malaria dibedakan menjadi lima jenis berdasarkan parasitnya, yakni Plasmodium Vivax, Plasmodium Ovale, Plasmodium Malariae, Plasmodium Falciparum, dan Plasmodium Knowlesi.
 
Setiap parasit memiliki struktur DNA berbeda-beda yang dimanfaatkan Tim Mahabidzul mendeteksi kelimanya. Mereka mencoba merancang desain biosensor untuk mendeteksi jenis penyakit malaria yang satu dengan lain sehingga pengobatan dapat lebih efektif.

Dzul mengungkapkan basis penelitian berupa rancangan dengan bantuan komputasi. Sehingga, dia dan tim belum sempat melakukan uji.
 
“Beberapa penelitian yang menggunakan biosensor ada yang sudah melakukan uji dan hasilnya 100 persen. Jadi, kami yakin jika desain kami dikembangkan lebih lanjut juga akan menghasilkan yang sama,” ungkap Dzul.
 
Adapun latar belakang di balik pemilihan topik juga berasal dari tugas besar Yudha. Sebelumnya, Yudha sempat membuat biosensor di salah mata kuliah dan dikembangkan untuk lomba.
 
Dzul yang mengambil Kelompok Keahlian Biokimia juga tidak terlalu asing dengan biosensor sehingga kolaborasi mereka terjalin optimal. Proses riset yang dilakukan Tim Mahabidzul tidak mudah.
 
Tim di bawah bimbingan dosen SITH, Dian Rosleine, menyelesaikan penelitian selaman 2,5 bulan. Namun, Dzul mengungkapkan tim tidak mengalami kesulitan dalam pembagian tugas.
 
Setiap individu sudah mengetahui yang harus dilakukan sehingga pengerjaan mengalir begitu saja. Kesulitan yang mereka alami hanya di waktu.
 
Ketiganya memiliki kesibukan masing-masing di samping mempersiapkan lomba. Dzul menyampaikan kesulitannya mengikuti lomba di tengah tanggung jawab Tugas Akhir yang harus dijalani.
 
“Bulan April, aku sudah ditunggu dosbing buat seminar hasil,” ungkap Dzul.
 
Semangat berkarya menjadi penguat Dzul dan tim untuk membanggakan nama ITB. Prototipe yang dibuat di hari-hari terakhir sebelum final juga menjadi sebuah kebanggaan buat mereka.
 
Dzul mengaku sempat berdebat kecil soal pentingnya sebuah prototipe pada penelitian mereka. Namun, keegoan masing-masing terkalahkan dengan ambisi untuk menang.
 
“Jangan pernah takut untuk eksplor suatu ide yang orang anggap enggak penting,” ucap Dzul.
    
Baca juga: Luar Biasa, Ini Cerita Wisudawan ITB yang Hasilkan 9 Publikasi Internasional

 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan