"BRIN menjadi satu-satunya lembaga pemerintah yang membuka lowongan PPPK untuk tingkat madya dan telah mendapat persetujuan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB), karena sudah memiliki standar kompetensi yang jelas," ujar Kepala Biro Organisasi dan Sumber Daya Manusia (BOSDM) Ratih Retno Wulandari dikutip dari laman brin.go.id, Selasa, 28 Maret 2023.
Ratih berharap SDM BRIN mampu menyesuaikan kompetensi dengan tuntutan dan perkembangan organisasi di masa datang. BRIN telah menerapkan shifting career, artinya pekerjaan setiap orang harus mampu mengikuti perubahan organisasi.
"Tantangan besar bagi pegawai di BRIN adalah kita harus mampu berubah ketika ada tuntutan perubahan terhadap organisasi," kata Ratih.
Dia mencontohkan mulanya banyak pekerjaan administrasi yang dilakukan manual. Namun, dengan kemajuan teknologi pekerjaan tersebut dapat dikerjakan dengan mudah lewat bantuan aplikasi komputer.
Perubahan seperti ini harus selalu diantisipasi oleh pegawai BRIN dengan menyesuaikan kompetensi. "SDM yang sudah ada juga harus berusaha meningkatkan kompetensi untuk menyesuaikan kebutuhan dan perubahan yang terjadi," ujar Ratih.
Dia menjelaskan dalam penerimaan PPPK kali ini terdapat perbedaan mekanisme seleksi untuk kedua jenis lowongan tersebut, yakni Peneliti Ahli Madya diawali dengan uji portofolio atau Hasil Kerja Minimal (HKM). Kemudian dilanjutkan seleksi kompetensi manajerial dan sosio kultural dan tahap terakhir wawancara.
Sedangkan, lowongan Arsiparis selain dinyatakan lulus seleksi administrasi, juga harus lulus seleksi kompetensi dasar dengan metode CAT (Computer Assisted Test) yang diselenggarakan bersamaan dengan beberapa kementerian/lembaga. Seleksi CAT kali ini diselenggarakan di 12 titik lokasi, yakni Jayapura, Ambon, Surabaya, Bandung, Jakarta, Serang, Semarang, Medan, Aceh, Jambi, Lampung, dan Yogyakarta.
Retno menyebut untuk lowongan PPPK Arsiparis yang mendaftar tidak sebanyak apabila dibuka lowongan untuk Pegawai Negeri Sipil pada umumnya. "Mungkin sebagian besar masyarakat inginnya mengisi lowongan PNS yang nantinya mendapat uang pensiun ketika purnabakti, kalau PPPK tidak mendapatkan uang pensiun," kata Retno.
Salah satu peserta seleksi untuk lowongan PPPK Arsiparis, Anita Puteri Pasarong, mempunyai motivasi ingin terus mengembangkan potensi di bidang arsiparis yang selama ini digelutinya di pekerjaannya. Lulusan salah satu perguruan tinggi swasta di Depok pada 2018 itu telah menjadi pegawai kontrak di salah satu kedeputian di BRIN.
"Saya merasa cocok dengan jurusan telah saya ambil semasa kuliah, sebagai persiapan menghadapi tes saya telah mempelajari materi sesuai dengan kisi-kisi yang diberikan oleh panitia seleksi dan saya menjaga kesehatan," ujar dia.
Peserta seleksi lainnya untuk lowongan yang sama, Puji Agustini, mengaku mengetahui informasi lowongan di BRIN dari akun media sosial. Alumni salah satu perguruan tinggi negeri di Bandung jurusan Administrasi Negara Tahun 2009 itu mempunyai motivasi mendaftar seleksi karena selama ini belum pernah bekerja di instansi pemerintahan.
"Karena selama ini saya belum pernah bekerja bidang layanan di pemerintahan," ujar Puji.
Puji yang kini tengah menginjak usia 35 tahun menyiapkan diri dengan mempelajari materi arsiparis yang selama ini tidak pernah dipelajarinya ketika menyelesaikan kuliah di jurusan Administrasi Negara.
"Kalau sesuai jurusannya, saya administrasi negara dan tidak pernah mendapatkan materi tentang arsiparis, namun materi ini bisa dipelajari dan saya akan berusaha belajar dari berbagai saluran seperti internet," beber dia.
Puji menilai materi arsiparis tidak sulit, mengingat selama ini dia mempunyai pengalaman pekerjaan yang berkecimpung di bidang kearsipan. Dengan pengalaman tersebut, dia berharap dapat menjalankan tugas-tugas sebagai arsiparis dengan baik apabila diterima.
Baca juga: Tahapan Seleksi PPPK Guru 2022 Ditargetkan Rampung Mei 2023 |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News