“Kalau kita hanya berpaku pada aspek emosional kita tidak akan mengetahui apa yang sesungguhnya sedang diperjuangkan oleh para kandidat atau oleh partai. Kita harus aware itu. Generasi muda harus aware bahwa bukan hanya itu yang harus kita perhatikan, tapi juga aspek-aspek kognitifnya,” kata Zainal dalam “Podcast Kekuatan Pikiran di Balik Kebijakan: Psikologi Politik” melalui keterangan tertulis, Selasa, 13 Februari 2024.
Zainal menjelaskan psikologi politik yang mengkaji tentang gejala dan perilaku politik dari perspektif psikologi menjadi sangat penting. Sebab, mengkaji perilaku dan kepribadian pemimpin, publik sebagai pemilih, serta teknik-teknik persuasi oleh partai politik dan tim sukses kandidat.
Salah satu kajiannya adalah voting behavior mengenai bagaimana orang akan memilih siapa atau partai mana yang dipilihnya. Tidak hanya menunjukkan keunggulan dari kandidat yang diusung, teknik-teknik persuasi yang digunakan ketika kampanye sekaligus memberikan penilaian negatif kepada kandidat lawan.
Zainal mengimbau masyarakat selalu menyadari dan kritis terhadap black campaign, hoaks, dan fitnah yang dapat dengan mudah ditemukan ketika masa kampanye berlangsung.
Dia juga menjelaskan persuasi menggunakan jalur periferal yang menyasar emosi, baik itu emosi positif maupun negatif, juga sering digunakan. Teknik persuasi seperti ini lebih banyak diarahkan untuk menarik simpati pemilih dari kalangan anak-anak muda.
“Jangan terjebak hanya pada faktor emosi saja karena seringkali generasi muda itu ambil jalan pintas saja, suka atau tidak suka bukan pada aspek rasionalnya,” jelas Zainal.
Zainal menuturkan pengaplikasian psikologi politik juga sangat dibutuhkan untuk menciptakan kebijakan pemerintah yang dapat diterima oleh masyarakat. Tidak hanya itu, psikologi politik dapat mengkaji tentang perilaku radikalisme yang terkait dengan terorisme juga mengkaji tentang perilaku korupsi sebagai upaya untuk mencegahnya.
Dia mengimbau masyarakat khususnya generasi muda dari kalangan mahasiswa agar dapat bijak dalam memilih.
Yang utama, untuk masa depan tentunya adalah rekam jejak dan kualitas.
"Sehingga aspek rasional memang harus dijadikan sebagai prioritas untuk generasi muda terutama untuk mahasiswa yang tentunya melek politik karena punya akses yang cukup besar terhadap pengetahuan,” ujar Zainal.
Baca juga: Mahasiswa Diajak Sama-Sama Mengawasi Praktik Politik Uang Jelang Pencoblosan |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News