"Jadi banyak orang tua tidak mendaftarkan karena ini kan pandemi, sekolah tidak dibuka," kata Netty kepada Medcom.id, Jumat, 26 Juni 2020.
Netty mengatakan, lembaga PAUD sebetulnya menerapkan kebijakan belajar di rumah selama pandemi. Namun, konsep PAUD from home ini masih belum dipahami sejumlah orang tua.
Padahal, kata dia, pola ini merupakan alternatif pembelajaran yang diberikan oleh lembaga PAUD untuk anak usia dini untuk belajar di rumah bersama orang tua dan tetap dibimbing guru PAUD.
“Jadi orang tua merasa enggak sekolah ini. Jadi harusnya ada yang melanjutkan mereka mengambil cuti, yang baru pun harusnya banyak yang daftar, tidak daftar," jelasnya.
Baca: Kemendikbud Akui Adanya Penurunan Jumlah Pendaftar PAUD
Faktor-faktor ini dinilai membuat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) PAUD menurun. Netty mengatakan, Himpaudi sudah meminta agar pemerintah membuat imbauan. Hal ini agar orang tua tetap mendaftarkan anaknya ke lembaga PAUD.
"PAUD from home ini meski dilaksanakan oleh orang tua, tapi kurikulum perencanaan, penilaian, disiapkan di sekolah," ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kemendikbud, Muhammad Hasbi mengakui adanya penurunan jumlah pendaftar di jenjang PAUD. Penurunan ini dipicu adanya salah persepsi di kalangan orang tua tentang dimulainya tahun ajaran baru untuk jenjang tersebut.
Hasbi menegaskan, dimulainya tahun ajaran PAUD akan disamakan dengan jenjang pendidikan SD, SMP, SMA dan SMK. Menurutnya banyak miskonsepsi atau salah paham terkait dimulainya tahun ajaran baru untuk PAUD tersebut
"Jadi ada miskonsepsi orang tua bahwa seolah-olah PAUD libur, padahal masuknya bersamaan 13 Juli 2020," kata Hasbi kepada Medcom.id, Rabu, 24 Juni 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News