Hal ini sesuai dengan arahan yang diamanatkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim kepada dirinya.
"Sesuai arahan Mas Menteri (Mendikbud, Nadiem Makarim) harus bersinergi erat dengan industri dan dunia kerja. Link and Match istilahnya. Dalam bahasa simpelnya, SMK-SMK dan kampus-kampus vokasi serta lembaga pelatihan keterampilan di Indonesia harus 'menikah' dengan industri atau dunia kerja, sebagai user lulusan," terang Iwan dalam keterangannya usai pelantikan dirinya sebagai Dirjen Pendidikan Vokasi, Jumat, 8 Mei 2020.
Baca juga: Nadiem Lantik Staf Khususnya Jadi Dirjen Guru
Konsep Link and Match ini, kata Wikan, sebenarnya sudah cukup lama dicetuskan dan diupayakan terwujud di Indonesia. Tidak sedikit SMK dan kampus vokasi yang sudah melakukannya, atau mungkin mulai melakukannya dengan pihak industri atau user lulusan.
"Namun, Link and Match tersebut jangan hanya selesai pada tahapan MoU, atau cukup hanya resmi diberitakan di media massa saja. Nota kesepahaman tersebut tidak boleh tidur dan hanya menjadi sleeping MoU," tegas Wikan.
Prinsipnya, kata Wikan, MoU harus betul-betul dalam dan berkelanjutan, sehingga 'pernikahan' tersebut terjadi dan dapat menguntungkan seluruh pihak. Tingkat kedalaman 'pernikahan' tersebut ditunjukkan dengan sejumlah indikator.
Pertama, kurikulum harus sesuai dengan kondisi nyata dunia kerja dan didukung oleh beberapa industri yang bereputasi, serta menjawab kebutuhan keterampilan dan kompetensi masa depan. Program Magang/Praktek Kerja Industri minimal satu semester atau lebih, yang dikelola bersama dengan sangat baik dan terkonsep.
Kemudian jumlah dosen tamu, praktisi, atau pakar dari industri yang mengajar di SMK dan kampus vokasi harus semakin tinggi dan intensif. "Guru-guru SMK, dosen-dosen vokasi di Politeknik, Universitas, Institut, Sekolah Tinggi, Akademi dan Akademi Komunitas harus memiliki sertifikasi kompetensi yang diakui oleh industri dan dunia kerja," terangnya.
Baca juga: Nadiem Lantik Pejabat Kemendikbud Hingga Lembaga Sensor Film
Wikan menambahkan, dunia industri juga harus berkomitmen dalam penyerapan lulusan pendidikan vokasi, dengan skema penghargaan dan skema karir yang baik. Begitu juga dengan sertifikasi kompetensi yang diakui Industri bagi lulusan SMK dan lulusan Pendidikan Tinggi Vokasi, sehingga melengkapi ijazah dan kemampuan bahasa asing yang baik, ketika memasuki dunia kerja.
"Masih ada beberapa contoh-contoh lainnya seperti beasiswa industri atau ikatan dinas bagi siswa dan mahasiswa vokasi, bantuan dari industri dalam bentuk donasi alat-alat laboratorium, dan sebagainya," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id