Direktur Direktorat Layanan Akademik UB, Rosihan Asmara. Medcom.id/Ilham Pratama Putra
Direktur Direktorat Layanan Akademik UB, Rosihan Asmara. Medcom.id/Ilham Pratama Putra

Universitas Brawijaya: Kurikulum Merdeka Ekstrem, Kami Harus Berbenah

Ilham Pratama Putra • 16 Februari 2022 17:38
Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan Kurikulum Merdeka. Salah satu poin dalam kurikulum itu ialah penghapusan jurusan bagi siswa SLTA.
 
Universitas Brawijaya (UB) menyatakan hal tersebut akan mengubah sistem penerimaan mahasiswa baru. Direktur Direktorat Layanan Akademik UB, Rosihan Asmara, menyebut hal ini sangat ekstrem.
 
"Kemendikbudristek memberikan kurikulum yang sangat ekstrem, memberikan keleluasan pada murid, untuk menentukan pilihannya," ujar Rosihan dalam Sosialisasi Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Brawijaya TA 2022/2023, Rabu, 16 Februari 2022.

Dia menuturkan pihaknya telah mengadaptasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Namun, perubahan kurikulum merupakan satu hal yang berbeda dan membuat UB harus berbenah.
 
"Kami mulai berbenah menyiapkan alat dan perangkat melihat nanti di SMA tidak ada jurusan. Kami masih mengkaji nanti kira-kira seperti apa kelas 12 yang tidak punya jurusan," kata dia.
 
Rosihan menuturkan proses penyiapan dan pengkajian bisa dilakukan dalam dua tahun. Sebab, Kurikulum Merdeka baru diterapkan secara nasional pada 2024.
 
"Jadi, harus kita tetap bersiap, karena sistem penerimaan bisa jadi berubah. Kami mohon guru BK di SMA, SMK, dan MA segera beradaptasi, mempersiapkan anak didik agar bisa berkompetisi di tes masuk perguruan tinggi sesuai dengan apa yang berlaku nanti," tutur dia.
 
Baca: Resmi Diluncurkan, Apa Saja Keunggulan Kurikulum Merdeka? Berikut
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan