Koordinator Pengembang Kurikulum, Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Yogi Anggraena menyebut kurikulum ini bukanlah perubahan yang tiba-tiba. Kurikulum prototype disusun dari kebijakan terdahulu, seperti Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada 2006 dan Kurikulum 2013. Kurikulum baru ini merupakan perbaikan dari kurikulum yang sudah ada.
"Kami ingin menyampaikan terkait Kurikulum Prototype ini dalam pengembangannya tidak memulai dari nol, tapi melanjutkan apa yang sudah baik dan belum, kita selalu mengarahkan arah pengembangan kurikulum," kata Yogi dalam webinar guru Pahamify 22 - Paradigma dan Implementasi kurikulum 2022, Jumat, 7 Januari 2022.
Baca: Kurikulum Prototype 2022 Disambut Positif, Diyakini Pulihkan Learning Loss
Ia menyebut, fokus dari Kurikulum Prototype 2022 ini adalah pemulihan pembelajaran. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Kemendikbudristek, kata dia, terjadi ketertinggalan pembelajaran enam bulan hingga satu tahun akibat pandemi ini.
"Fokus kita adalah memulihkan pembelajaran, di mana kita mengalami learning loss, jadi fokus adalah pemulihan pembelajaran," imbuhnya.
Ia kembali menegaskan, Kurikulum Prototype 2022 bersifat opsional. Keputusan menggunakan atau tidak, diserahkan kepada sekolah.
"Kita hanya memberikan opsi, mengoptimalkan kemampuan siswa, yaitu dengan diberikan opsi kurikulum, tahun depan bisa di seluruh sekolah. Jadi ada kebijakan yang ada di sekolah," ungkap Yogi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News