"Saya pernah ketemu dengan Pak Menteri (Mendikbud, Muhadjir Effendy) saat wayangan di Istana dan saya sampaikan, saya siap kerja sama untuk kespro masuk sekolah," kata Hasto kepada Medcom.id, Jakarta, Kamis 22 Agustus 2019.
Hasto mengungkapkan, nantinya akan ada beberapa muatan diperkuat dalam pendidikan reproduksi yang selama ini berjalan di sekolah. Di antaranya penguatan pada materi tumbuh kembang yang sehat.
Selain itu juga pengatan materi deteksi dini kelainan pada kelainan reproduksi. "Serta tentang maturitas fungsi reproduksi yang terkait usia pernikahan," imbuh mantan bupati Kulon Progo ini.
Ia menegaskan, nantinya pendidikan kesehatan reproduksi tidak seperti apa yang dibayangkan masyarakat, yakni berupa pendidikan seks. Untuk itu muatannya akan disesuaikan sebaik mungkin.
"Kita menghindari hal yang dikhawatirkan publik seperti pendidikan seks," ujarnya.
Baca: Mendikbud Ingin Aktifkan Kembali 'Pendidikan Keputrian' di Sekolah
Ia juga sedikit menyampaikan, tentang modul kesehatan reproduksi yang sudah dilaksanakan ketika ia menjabat sebagai Bupati. Modul tersebut menurutnya bisa juga diterapkan secara nasional, bekerja sama dengan Kemendikbud dan Kemenkes.
"Sudah saya laksanakan di Kulon Progo, selama saya menjadi Bupati. Modul itu isinya pelajaran reproduksi. Penting untuk anak sekolah SD, SMP,SMA," terang pria yang tujuh tahun menjabat sebagai Bupati Kulon Progo ini.
Ia memberi catatan, jika memang akan diterapkan secara nasional modul tersebut juga harus mendapatkan penilaian dari tokoh-tokoh agama. "Justifikasi Ustad penting, bikin modul nasional, pengantarnya ada dari NU, Muhammadiyah tokoh-tokoh agama," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy akan mengaktifkan lagi pendidikan keputrian di sekolah-sekolah. Ia juga mengatakan, telah berkomunikasi dengan BKKBN, dan nantinya bakal dijadikan sebagai pelajaran kokurikuler.
Sebab, ia menilai pendidikan reproduksi yang menempel atau masuk dalam sejumlah mata pelajaran, seperti biologi belum maksimal. "Karena itu saya sarankan untuk sekolah mulai menyendirikan atau mengeksklusifkan pendidikan reproduksi atau yang dulu disebut keputrian," kata Muhadjir di Kampus Uhamka, Jakarta Timur, Rabu 21 Agustus 2019.
Teknisnya, jelas Muhadjir, bisa dilaksanakan pada hari Jumat, ketika siswa laki-laki yang muslim salat Jumat, sementara siswi-siswi mendapatkan pendidikan keputrian. BKKBN, kata Muhadjir, akan membantu mengakomodasi pasokan materi dan sumber daya manusianya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News