Wakil Rektor V UMI, Hattah Fattah, menjelaskan kerja sama berupa penelitian manuskrip berusia 200 tahun berbahasa Lontara Bugis. Manuskrip bakal mengungkap peran orang Bugis dalam sejarah Singapura.
Manuskrip berbahasa Lontara Bugis tersebut akan discan digital di NUS Library secara profesional karena usia manuscrip tersebut sangat rentan rusak. Kemudian, manuskrip tersebut akan diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh tim JK Centre UMI.
Selanjutnya, akan diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris oleh tim NUS untuk menjadi manuscrip bahan bacaan di Perpustakaan NUS dan Perpustakaan UMI. Kepala Perpustakaan NUS, Natali Pang Lee San, menyatakan sangat menghargai kerja sama antara UMI dan NUS.
Khususnya, dalam pengembangan penelitian tentang Bugis dan kebudayaannya, kaitannya dengan sejarah Singapura. Kerja sama ini akan dikembangkan lebih luas lagi dalam pengembangan kedua institusi.
Sejarawan NUS, Efendi, sangat senang atas kerja sama dengan UMI. Terutama, dengan Bugis manuscript yang berusia 200 tahun yang dibawa oleh UMI untuk dikaji bersama dengan tim peneliti NUS.
Wakil Rektor IV UMI, M. Ishaq Samad, juga memperkenalkan satu buku tafsir Al-Qur'an yang diterjemahkan dalam Bahasa Bugis dan diterbitkan oleh Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan. Kitab Tafsir Bahasa Bugis tersebut juga menjadi salah satu kajian bersama kedua institusi.
"Sejumlah mahasiswa NUS sedang melakukan kajian tentang Tafsir Al-Qur'an dalam Bahasa Bugis," beber dia.
Baca juga: 24 Mahasiswa Program International Summer Course UMI Jelajah Spot Penting di Pangkep |
Kuliah di kampus favorit dengan beasiswa full kini bukan lagi mimpi, karena ada 426 Beasiswa Full dari 21 Kampus yang tersebar di berbagai kota Indonesia. Info lebih lanjut klik, osc.medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News