Ilustrasi setop perkawinan anak. MI/Rommy Pujianto
Ilustrasi setop perkawinan anak. MI/Rommy Pujianto

Angka Pernikahan Dini di Jakarta Utara Mengkhawatirkan, Masa Depan Anak Terancam

Ilham Pratama Putra • 12 Juni 2024 10:43
Jakarta: Sekelompok mahasiswa LSPR Institut Jakarta melakukan riset terkait pernikahan dini di kalangan pelajar. Riset dilakukan di 15 RT pada kawasan Cilincing dan Kalibaru, Jakarta Utara.
 
Riset menunjukkan angka pernikahan dini atau pernikahan di bawah usia 16 tahun terbilang tinggi. Setidaknya, di setiap RT ditemukan tiga hingga enam kasus pernikahan dini.
 
"Riset ini kami jadikan bentuk pengabdian masyarakat untuk mengedukasi masyarakat terkait nilai sosial dan isu kesetaraan gender, serta pernikahan dini," kata mahasiswa Public Relations & Digital Communications, Keyshia Hianusa, di SMPN 244 Jakarta, Rabu, 12 Juni 2024.

Pihaknya merancang program Tunda Dulu agar orang tua, siswa, dan masyarakat dapat menghindari pernikahan dini. Sosialisasi dilakukan dengan mengundang pakar.
 
"Kami menekankan pentingnya perencanaan pemamahaam dan pengetahuan terkait pernikahan usia dini ini. Di mana mesti terdapat pemahaman jika pernikahan dini berdampak buruk pada pola tumbuh kembang remaja dan potensi masa depan mereka," papar ketua pelaksana program Tunda Dulu itu.
 
Ia ingin ada kesadaran pada anak maupun orang tua menunda pernikahan dini. Sebab, pernikahan dini bukan jalan keluar dari persoalan yang dihadapi.
 
"Karena kami menemukan alasan pernikahan dini itu juga karena keadaan ekonomi. Tapi bukan berarti masalah selesai, dengan menunda pernikahan dini, maka anak-anak ataupun orang tua bisa melihat jika ada peluang pengembangan diri pada anaknya, dan anak tersebut bisa mengejar mimpinya," jelas dia.
 
Dosen pendamping program, Maylaffayza Wiguna, menjelaskan program Tunda Dulu tidak hanya menciptakan kesadaran akan bahaya pernikahan dini. Tetapi juga membangun fondasi untuk sebuah masyarakat yang lebih setara dan berkelanjutan.
 
"Tujuan dari Kegiatan Community Development Program ini adalah menyampaikan pesan edukasi bahwa terdapat banyak ragam pilihan seperti karier dan cita-cita, yang dapat membangun kehidupan lebih baik sebelum adanya pernikahan. Adapun kegiatan sosialisasi tersebut ditujukan kepada para siswa dan siswi SMP dan masyarakat sekitar kampung Rawa Malang," tutur Maylaffayza.
 
Baca juga: Cegah Perkawinan Anak, Penyuluh Agama dari KUA Diminta Terjun ke Sekolah

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan