Salah satu praktik baik MPLS Menyenangkan yang digagas GSM. Foto: Zoom
Salah satu praktik baik MPLS Menyenangkan yang digagas GSM. Foto: Zoom

MPLS Menyenangkan

Survei OECD: Tingkat Perundungan Siswa di Indonesia 2 Kali Lipat dari Negara Lain

Citra Larasati • 12 Juli 2023 16:53
Jakarta:  Berdasarkan survei OECD (Organization for Economic Co-operation and Development) pada Peta Jalan Pendidikan Indonesia Tahun 2020 - 2035, siswa di Indonesia mengalami tingkat kekerasan dan perundungan dua kali lipat dibandingkan dengan negara lain.  Angkanya mencapai 41 persen. 
 
Dampak kekerasan tersebut menyebabkan siswa merasa sedih, takut, kehilangan motivasi untuk belajar atau membaca, bahkan kecenderungan membolos sekolah.  Lebih mengkhawatirkan lagi, para siswa merasa sekolah tidak memberikan perubahan positif dan pertumbuhan dalam hidup mereka.
 
Hal ini terbukti dari rendahnya tingkat minat siswa Indonesia untuk memiliki pola pikir berkembang (growth mindset).  Bahkan siswa di Indonesia kerap menganggap pendidikan sebagai hal yang penting hanya sebesar 29 persen dibandingkan dengan 63 persen siswa di negara lain.

MPLS Menyenangkan

Permasalahan tersebut disadari Founder Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM), Muhammad Nur Rizal dalam membangun budaya baru di tahun ajaran baru, yakni melalui Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Menyenangkan.  Rizal mengajak hal yang menyenangkan dijadikan dasar untuk menemukan antusiasme dan kecanduan siswa akan dunia sekolah.

Apabila siswa dan guru menemukan fondasi mendidik yang menyenangkan, maka kasus-kasus patologi seperti bullying, kekerasan verbal, fisik, psikis, dan bahkan seksual, yang tingkat kekerasannya di Indonesia hampir dua kali lipat dari negara-negara lain berdasarkan survei OECD, dapat teratasi.
 
"MPLS Menyenangkan berfokus pada pendidikan memanusiakan di tahun ajaran baru. Kami berusaha untuk melawan kekerasan dan budaya feodalistik senioritas dan junioritas yang berdampak buruk pada kemampuan adaptasi, kemauan berliterasi, dan growth mindset siswa baru,” ungkap Rizal.
 
Menurut Rizal, GSM mengajak seluruh sekolah di Indonesia untuk bersama-sama memulai perjalanan baru dalam mengentaskan permasalahan kekerasan dan budaya feodalistik di sekolah melalui kegiatan MPLS Menyenangkan.  “Kami ingin mengganti budaya baru dalam pendidikan dengan budaya meraki, yaitu melakukan sesuatu dengan sepenuh cinta dan jiwa, di mana guru-guru juga dapat menemukan makna meraki di dalam diri mereka," ujarnya.
 
Menurut Rizal, MPLS Menyenangkan juga berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar positif bagi guru dan siswa, dengan kegiatan yang membangun perasaan dan pengalaman menyenangkan setiap siswa dalam menemukan passion dan talenta peserta didik.
 
Rizal mengatakan, MPLS Menyenangkan memiliki 2M sebagai prinsip utama dan 3M sebagai prinsip pelaksanaan.  Makna 2M adalah Meraki dan Memanusiakan, sedangkan 3M adalah Mengenalkan dan Memaknai, Melibatkan seluruh pihak, serta Murah dan Menyenangkan.
 
Dalam praktiknya, kegiatan ini juga mengaitkan dengan metode PLAY, yaitu tradisi kuno yang dapat mengeluarkan emosi pro-sosial manusia yang berdampak positif pada ikatan persahabat atau pengasuhan manusia. Dalam metode PLAY terdapat ikatan, tantangan, dan saling memahami dalam menegakkan aturan permainan, sehingga tidak ada dominasi dan kesetaraan akan muncul.
 
Metode ini juga pada akhirnya akan berintegrasi dengan prinsip.  Melibatkan untuk dapat mengajak teman lain ikut bermain dalam kesepakatan yang dibangun bersama. 
 
Prinsip Memaknai bertujuan agar siswa memiliki kemampuan berefleksi, berkontemplasi, dan berinspeksi diri. "Hal ini dapat melatih kesadaran diri untuk mengenali pikiran kita, dan bagaimana cara mengendalikan diri. Selain itu, prinsip Mengenali dalam MPLS Menyenangkan bertujuan untuk mengenali apa yang ada di dalam diri dan luar diri kita," terangnya.
 
Pada akhirnya, siswa akan mengenali kelemahan dan kekuatan dalam diri mereka. Minat dan bakat juga akan muncul sebagai upaya untuk menemukan tujuan moral hidup manusia yang berujung pada penemuan versi terbaik dirinya.
 
Baca juga:  MPLS, Budaya Feodalistik dan Senioritas di Sekolah Masih Terjadi

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan