Pencemaran air sebagian besar disebabkan limbah industri berupa bahan kimia, baik cair maupun padatan, sisa bahan bakar, serta tumpahan minyak industri. Selain itu, limbah pertanian seperti pestisida dan limbah rumah tangga, seperti cairan deterjen, sisa makanan, dan sayuran.
Pencemaran air dapat menyebabkan penyakit diare, kolera, bahkan disentri bagi manusia. Selain itu, pencemaran air juga merusak sistem organisme air karena berkurangnya oksigen dan menyebabkan berubahnya ekologi air.
Nah, salah satu solusi pencegahan pencemaran air yang juga tengah didorong ialah ekoenzim. Dosen Departemen Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Ervin Nurhayati, menjelaskan ekoenzim merupakan suatu enzim berupa cairan hasil fermentasi berbagai sampah organik seperti kulit buah, sayuran, ataupun biji-bijian yang telah difermentasi kurang lebih selama tiga bulan.
Enzim yang dihasilkan dari fermentasi sampah organik tersebut merupakan katalisator yang berfungsi mempercepat reaksi biokimia di air. Ervin menyebut komposisi enzim pada ekoenzim terdiri dari berbagai macam.
Contohnya enzim lipase yang berguna memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol, serta enzim amilase untuk menguraikan karbohidrat menjadi gula yang lebih sederhana.
“Komposisi yang ada pada ekoenzim itu jika dituangkan di air yang tercemar, akan membantu bakteri untuk menguraikan polutan secara alami,” papar Ervin dikutip dari laman its.ac.id, Rabu, 5 Juli 2023.
Selain itu, bertujuan mempercepat reaksi biokimia di air untuk menguraikan polutan. Ekoenzim juga memiliki banyak manfaat, seperti meningkatkan kualitas air karena enzim yang dituangkan membantu mikroba air dalam proses degradasi.
Selain itu, ekoenzim juga membantu menghilangkan bau tidak sedap pada air, membantu pemulihan ekosistem air yang tercemar, dan lainnya. Dengan segudang manfaat itu, Ervin menyebut ekoenzim saat ini menjadi solusi tepat untuk memberikan kebermanfaatan bagi lingkungan sekitar.
Sebab, selain dapat membantu mengurangi polutan air, ekoenzim yang berbahan dasar sampah dapur juga dapat mengurangi penumpukan sampah dapur yang saat ini kurang dimanfaatkan. Dia berharap ekoenzim dapat menjadi salah satu alternatif pengurangan limbah yang berkelanjutan.
“Semoga ekoenzim ini dapat digunakan oleh banyak orang, sehingga kita bisa hidup berdampingan dengan lingkungan yang sehat,” tutur dia.
| Baca juga: Manfaatkan Sampah Organik, ITS Ajak Masyarakat Buat Eco Enzyme |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id