Ilustrasi Banjir Global.(Thomas Dalziel. Getty Images/Fine Art Photographic)
Ilustrasi Banjir Global.(Thomas Dalziel. Getty Images/Fine Art Photographic)

Selain Nabi Nuh, Ini Kisah Banjir Besar di Berbagai Budaya, Dari Filipina sampai Aztec

Riza Aslam Khaeron • 09 Januari 2025 16:47
Jakarta: Banjir besar adalah salah satu tema yang sering muncul dalam berbagai mitologi dan budaya di seluruh dunia.
 
Tidak hanya dalam cerita Nabi Nuh dari tradisi Abrahamik, tetapi juga di Mesopotamia, Asia, hingga Amerika Latin, kisah banjir besar sering kali mencerminkan hukuman dari dewa atau kekuatan alam untuk memulai dunia yang baru.
 
Berikut adalah beberapa kisah banjir besar dari berbagai budaya:
 

Mesopotamia: Kisah Utnapishtim dalam Epic of Gilgamesh

Salah satu kisah banjir tertua berasal dari Epic of Gilgamesh, yang ditulis di atas tablet batu lebih dari 4.000 tahun lalu.

Utnapishtim, seorang pria yang diberi peringatan oleh dewa untuk membangun kapal besar, menyelamatkan keluarganya dan berbagai makhluk dari banjir besar yang menghancurkan dunia. Setelah air surut, kapal Utnapishtim mendarat di gunung, serupa dengan kisah Nabi Nuh.
 

Yunani: Deucalion dan Pyrrha

Dalam mitologi Yunani, Zeus mengirim banjir besar untuk menghukum manusia karena dosa-dosa mereka. Deucalion dan istrinya, Pyrrha, diberi instruksi untuk membangun kapal oleh Prometheus.
 
Setelah sembilan hari banjir, mereka selamat dan memulai kembali populasi manusia dengan melemparkan batu-batu yang berubah menjadi manusia.
 

Aztec: Nata dan Nena

Dalam mitologi Aztec, dewa Titlacauan memperingatkan Nata dan Nena tentang banjir yang akan datang.
 
Mereka menyelamatkan diri dengan bersembunyi di dalam pohon berlubang. Namun, ketika mereka melanggar perintah dewa dengan makan ikan setelah banjir, mereka dihukum dan diubah menjadi anjing.
 

Hindu: Manu dan Ikan

Dalam tradisi Hindu, Manu, manusia pertama, diberi peringatan tentang banjir oleh seekor ikan yang ternyata adalah inkarnasi dewa Wisnu.
 
Manu membangun kapal yang ditarik oleh ikan tersebut hingga mencapai puncak gunung. Setelah banjir surut, Manu memulai kehidupan baru di bumi.
 

Aborigin Australia: Katak Tiddalik

Salah satu kisah yang unik berasal dari tradisi Aborigin. Katak bernama Tiddalik meminum semua air di bumi, menyebabkan kekeringan.
 
Ketika hewan-hewan lain berhasil membuatnya tertawa, air yang diminumnya tumpah, menyebabkan banjir besar yang memulihkan kehidupan di bumi.
 

Cina: Gong Gong dan Yu the Great

Dalam mitologi Cina, dewa Gong Gong menyebabkan banjir besar setelah gagal mengalahkan dewa lain.
 
Yu the Great adalah sosok yang berhasil mengendalikan banjir melalui teknik irigasi yang inovatif, yang menjadi dasar sistem pengendalian banjir di Cina.
 

Norse: Ymir dan Darah Raksasa

Dalam mitologi Norse, banjir besar tidak berasal dari air, melainkan darah. Ketika Odin dan saudara-saudaranya membunuh raksasa Ymir, darahnya membanjiri dunia.
 
Satu-satunya yang selamat adalah raksasa bernama Bergelmir dan istrinya, yang menggunakan kapal untuk menyelamatkan diri.
 

Filipina: Kisah Banjir dalam Mitologi Lokal

Di Filipina, beberapa budaya lokal memiliki kisah tentang banjir besar yang menjadi bagian dari tradisi lisan mereka. Dalam mitos suku Ifugao, dewa tertinggi, Lumawig, mengirim banjir besar untuk menghukum manusia karena ketidaktaatan mereka.
 
Hanya beberapa orang yang selamat dengan berlindung di puncak gunung tertinggi. Setelah air surut, mereka menjadi nenek moyang generasi manusia berikutnya.
 
Suku Bukidnon juga memiliki cerita serupa, di mana dewa mengirim banjir besar sebagai hukuman atas perilaku manusia yang buruk.
 
Pasangan yang taat berhasil menyelamatkan diri dengan menggunakan perahu, dan mereka kemudian memulai kembali populasi manusia setelah banjir reda.
 

Polinesia: Nu'u dan Bahtera

Dalam mitologi Polinesia, khususnya di Hawaii, terdapat kisah tentang Nu'u, seorang pria yang diperintahkan dewa untuk membangun bahtera guna menyelamatkan diri dari banjir besar. Setelah air surut, bahtera Nu'u mendarat di puncak Mauna Kea.
 
Nu'u kemudian mempersembahkan kurban kepada bulan, yang disangkanya telah menyelamatkannya.
 
Namun, dewa K?ne turun menggunakan pelangi untuk menjelaskan kekeliruan Nu'u dan menerima kurbannya.
 
Nu'u dan keluarganya dianggap sebagai leluhur baru masyarakat Polinesia, mirip dengan kisah Nuh.
 

Kenapa Banyak Sekali Kisah Banjir Besar?

Geomitologi, studi tentang hubungan antara mitos dan geologi, menunjukkan bahwa kisah-kisah banjir mungkin memiliki dasar ilmiah.
 
Banyak ilmuwan percaya bahwa cerita-cerita ini berakar pada pengalaman nyata manusia di masa lalu. Beberapa teori ilmiah mendukung kemungkinan adanya peristiwa banjir besar yang menginspirasi mitos-mitos ini:
 
1. Bukti Geologis: Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 7.600 tahun yang lalu, wilayah Laut Hitam mengalami banjir besar akibat naiknya permukaan laut.
 
Air dari Laut Mediterania mengalir melalui Selat Bosporus dengan kekuatan besar, menenggelamkan area yang luas dalam waktu singkat.
 
2. Peningkatan Permukaan Air Laut: Setelah Zaman Es terakhir, es yang mencair menyebabkan kenaikan permukaan laut secara drastis.
 
Ini mungkin menjadi asal mula banyak cerita banjir yang menghancurkan peradaban di berbagai wilayah.
 
Kisah banjir besar mencerminkan kekhawatiran universal tentang kehancuran, regenerasi, dan hubungan manusia dengan alam serta dewa-dewa.
 
Meskipun bervariasi dalam detail, cerita-cerita ini mengajarkan pelajaran tentang moralitas, ketahanan, dan pentingnya keseimbangan dengan alam.
 
Dengan perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut saat ini, tema banjir besar tetap relevan sebagai pengingat akan dampak lingkungan terhadap kehidupan manusia.
 
Baca Juga:
Mengenal Sistem Drainase: Fungsi, Jenis, hingga Cara Membuatnya
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WAN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan