Pengasuh Ponpes Syekh Abdul Qodir Jailani, KH Muhammad Hasan Nailul Ilmi, menjelaskan musibah terjadi saat para santri sedang tertidur lelap.
“Tiba-tiba terdengar suara gemuruh keras dari arah kamar santri. Setelah dicek, ternyata atap kamar ambruk. Dinding bangunan masih utuh, hanya atapnya yang roboh karena hujan deras dan angin sangat kencang,” beber Hasan, Rabu, 29 Oktober 2025
Peritiwa itu menyebabkan satu korban meninggal dan 19 lainnya luka-luka. Korban meninggal, P, 14, seorang siswi SMP asal Dusun Rawan, Desa Besuki. Santri tersebut sempat dibawa ke rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong. Jenazahnya telah dimakamkan di pemakaman umum desa setempat.
Sementara itu, korban luka dibawa ke Puskesmas Besuki, Rumah Sakit Besuki, dan Rumah Sakit Jatimed untuk mendapatkan pertolongan medis. Dari total korban, empat santri harus dirawat inap.
Dua di antaranya menjalani operasi karena mengalami luka cukup parah. Satu santri yang sempat dirawat intensif akhirnya meninggal dunia. Hasan menyatakan santri yang meninggal dunia tersebut baru beberapa hari kembali ke pondok setelah sempat sakit di rumah.
“Kami sangat berduka. Semoga keluarga diberi kesabaran dan ketabahan menghadapi musibah ini,” ucap dia.
Pihak ponpes telah berkoordinasi dengan aparat desa, BPBD Situbondo, dan tenaga teknis untuk memastikan keamanan bangunan lainnya. Lokasi kamar yang ambruk untuk sementara ditutup guna pembersihan dan perbaikan.
Peristiwa ini menjadi peringatan bagi lembaga pendidikan berasrama untuk memastikan kekuatan struktur bangunan menghadapi cuaca ekstrem di musim pancaroba.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id