Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menyebut hilangnya frasa agama tersebut merupakan bentuk melawan konstitusi (inkonstitusional). Sebab, kata Haedar, merunut pada hierarki hukum, produk turunan kebijakan seperti peta jalan tidak boleh berselisih dengan peraturan di atasnya, dalam hal ini Peraturan Pemerintah, UU Sisdiknas, UUD 1945, dan Pancasila.
“Saya bertanya, hilangnya kata agama itu kealpaan atau memang sengaja? Oke kalau Pancasila itu dasar (negara), tapi kenapa budaya itu masuk?” tanya Haedar Nashir, dalam keterangan persnys.
Tidak ditemukannya kata "agama" dalam Visi Pendidikan Indonesia ini juga dipermasalahkan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti. Menurutnya, agama harus tetap menjadi acuan peta jalan pendidikan.
"Tidak ditemukannya kata “agama” dalam draf rumusan paling mutakhir tanggal 11 Desember 2020, terutama hilangnya frasa “agama” dari Visi Pendidikan Indonesia 2035. Justru budaya masuk sebagai acuan nilai mendampingi Pancasila," kata Mu'ti.
Baca juga: Muhammadiyah dan NU Kritisi Raibnya 'Frasa Agama' dalam Draf PJP
Lebih lanjut, Mu'ti yang juga Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) memprotes proses penyusunan peta jalan pendidikan tersebut. Menurut dia, Kemendikbud tidak transparan dalam merancang peta jalan pendidikan.
"Pertama, proses penyusunan sembunyi-sembunyi. Termasuk tidak dilibatkannya BSNP dan partisipasi publik," ungkap Mu'ti.
Dalam draf rumusan paling mutakhir tanggal 11 Desember 2020, frasa agama menghilang dan kata budaya masuk sebagai acuan nilai mendampingi Pancasila. Berikut kutipannya: "Visi Pendidikan Indonesia 2035 tertulis “Membangun rakyat Indonesia untuk menjadi pembelajar seumur hidup yang unggul, terus berkembang, sejahtera, dan berakhlak mulia dengan menumbuhkan nilai-nilai budaya Indonesia dan Pancasila.”
"Visi Pendidikan Indonesia 2035 semestinya berbunyi sebagai berikut, Membangun rakyat Indonesia untuk menjadi pembelajar seumur hidup yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, unggul, terus berkembang, dan sejahtera, dengan menumbuhkan nilai-nilai agama, Pancasila, dan budaya Indonesia,"
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News