Ilustrasi BPI/Instagram @awardee_bpi
Ilustrasi BPI/Instagram @awardee_bpi

Pelamar BPI Dalam Negeri Kecewa Berat! Menggantungkan Harapan pada Seleksi yang Amburadul

Ilham Pratama Putra • 12 Oktober 2024 19:07
Jakarta: Hasil seleksi Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Dalam Negeri 2024 telah diumumkan, Jumat 11 Oktober 2024. Pemberitahuan pengumuman turut diunggah pada akun instagram @awardee_bpi.
 
Namun, banyak pelamar BPI yang merasa kecewa dengan hasil seleksi. Mulai dari menyuarakan menurun drastisnya jumlah kuota penerimaan hingga keluhan atas tidak transparannya pihak BPI dalam menentukan awardee.
 
Rangkaian BPI 2024 memang dipenuhi dinamika. Mulai dari adanya peretasan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 yang membuat jadwal seleksi berantakan, pelamar diminta pemberkasan ulang, hingga adanya wawancara susulan.

"Teman-teman memperjuangkan BPI ini benar-benar sudah melakukan persiapan, menggantungkan harapan, tapi semuanya kita tahu prosesnya amburadul, dan akhirnya inilah hasilnya. Banyak pertanyaan, banyak kekecewaan," kata salah seorang pelamar BPI S2 Skema Pelaku Budaya, Nadim Eggar Laksono kepada Medcom.id, Sabtu 12 Oktober 2024.
 
Nadim pun menceritakan prosesnya mengejar beasiswa BPI tahun ini. Ia melamar BPI agar bisa studi S2 di Institut Seni Indonesia Yogyakarta pada jurusan Penciptaan Seni Videografi.
 
Nadim memang berasal dari dunia film. Ia berkontribusi bagi kemajuan budaya Indonesia melalui garapan film pendek hingga dokumenter.
 
"Jadi saya S2 ini karena saya memang concern di perfilman, berkarya di sana untuk pemajuan kebudayaan. Saya ingin mendongkrak dan upgrade keilmuan saya di perfilman. Karena untuk pengembangan film saya rasa perlu seorang seniman akademis yang nantinya bisa mengembangkan film kita, budaya kita, melakukan penilaian seni secara ilmiah," jelasnya.
 
Nadim pun mempersiapkan dirinya kurang lebih lima bulan yang lalu. Mulai dari membuat perancanaan, pemberkasan hingga persiapan wawancara.
 
Saat pengumuman seleksi administratif pada Agustus lalu, ia menyatakan jika ia lolos murni. Dalam artian tidak harus melalui sanggah dokumen.
 
Hal itu membuatnya kian bersemangat mempersiapkan diri pada seleksi wawancara di bulan September lalu. Bahkan saat itu, kata dia, perkuliahannya di ISI Yogyakarta sudah dimulai.
 
"Nah uniknya juga di BPI ini masalah timeline. Jadi karena masih proses tapi tahun akademik sudah mulai, ya kami harus mulai kuliah, ada yang harus membayar uang kuliahnya secara mandiri dulu, dan saya tahu ini pasti sangat berat bagi yang sangat bergantung pada beasiswa," jelasnya.
 
Saat itu Nadim memang mendapat keringanan dari pihak kampus. Untuk dapat menunda pembayaran sampai pengumuman BPI keluar.
 
Namun ia disyaratkan untuk bisa mengisi presensi kehadiran secara penuh. Nadim tidak boleh bolos satu hari pun.
 
Hal itu pula yang membuatnya harus rela melepas sejumlah pekerjaanya di bidang film. Ia rela melepaskan pekerjaan, demi menghormati kampusnya terlebih rangkaian BPI yang masih berlangsung.
 
"Saya cancel-cancel (kerja) padahal beberapa calling-an pekerjaan itu bisa untuk menebus uang kuliah saya apabila tidak lolos," jelasnya.
 
Keanehan proses BPI ini, kata dia, berlajut pada proses wawancara. Menurutnya selama seleksi wawancara, ia merasa jika pewawancara sangat kooperatif dan memahami seluruh penjelasan yang Nadim sampaikan.
 
"Mereka bahkan sadar jika film sebagai produk kebudayaan itu bisa membangun masyarakat. Semuanya positif. Tapi ya hasil berkata lain. Tidak ada penjelasan, tidak ada transparansi kenapa hasilnya seperti ini," terangnya.
 
Nadim mengungkap keanehan terjadi pada banyak sesi wawancara peserta lain. Ia mendengar jika ada pelamar yang pada saat sesi wawancara ditanyakan hal yang tidak substansi.
 
"Ada teman yang disuruh menyanyi, dia punya portofolio bagus, ada seniman yang berprestasi internasional. Terus ada pewawancara yang mencecar pelamar jika tak memiliki darah seniman karena orang tuanya bukan seniman. Saya rasa ini sangat menyakiti teman-teman seniman dan budayawan. Ada juga di akhir sesi cuma diacungkan jempol begitu saja. Kami merasa diremehkan," tuturnya.
 
Informasi ini, kata Nadim, sudah banyak beredar di grup Whatsapp, Telegram maupun kanal diskusi antar calon penerima BPI 2024. Bahkan dari data yang ia dan teman-teman lain kumpulkan dari grup tersebut, terdapat indikasi kuat jika tak seorang pun yang lolos BPI di Skema Pelaku Budaya.
 
"Saya tergabung di banyak grup, bahkan sudah ada pendataan, kami mencoba mengisi data menyebar Google Form. Sama sekali tidak ada yang diterima. Saya tanya pelamar BPI di kampus lain juga tidak ada pelaku budaya diterima. Kami juga ada Zoom dengan teman-teman dari UNY, itu juga tidak satupun. Pertanyaanya apa jangan-jangan skema Pelaku Budaya ini tidak ada?," sesal dia.
 
Nadim menyampaikan, jika saat ini banyak pelamar BPI yang mempertanyakan, kuota penerimaan yang tersedia pada tahun 2024. Terlebih ia merasa jika penerimaan BPI 2024 turun drastis dibandingkan dari tahun 2023.
 
Berbagai spekulasi bermunculan di tengah pelamar BPI. Ada yang menyebutkan jika rangkaian BPI mulai kacau akibat peretasan PDNS 2.
 
Ada pula yang menyebut hal ini berkaitan dengan kondisi politik tahun ini. Di mana ada ketidakstabilan anggaran akibat transisi pemerintahan baru.
 
"Tapi seharusnya ini tidak terjadi kalau masalahnya anggaran. Karena Kemendikbudristek atau Kementerian Keuangan itu memiliki dana abadi pendidikan. Dan ini harusnya tidak bisa diotak-atik untuk keperluan lain. Kami harap ada transparansi juga soal ini," sambung dia.
 
Sampai saat ini belum ada penjelasan langsung dari pihak BPI maupun kementerian terkait. Nadim hanya berharap adanya transparansi pada seleksi tahun ini khususnya keterbukaan kepada pelaku seni budaya, praktisi seni dan budaya dan orang yang bergerak memajukan kebudayaan yang mengikuti skema Pelaku Budaya.
 
"Karena beasiswa ini bagi pelaku budaya adalah cara pemerintah bisa mengapresiasi para pelaku budayanya, orang-orang yang mempertahankan, yang memajukan budaya Indonesia yang begitu kaya ini. Tapi sekarang yang terjadi dengan kondisi ini malah tidak ada apresiasi untuk itu," tegas Nadim.
 
Sebelumnya, hasil seleksi penerimaan Beasiswa Pendidikan Indonesia Dalam Negeri Tahun 2024 telah diumumkan! Bagi peserta yang dinyatakan lolos seleksi dapat segera mencari informasi registrasi ulang dan langkah selanjutnya akan diinfokan kembali melalui e-mail.
 
"Cek akun pendaftaran dan surat elektronikmu sekarang. Bagi yang belum berhasil jangan patah semangat, kamu bisa mencoba mendaftar kembali di periode berikutnya," kata unggahan dalam akun Instagram @awardee_bpi, dikutip Sabtu, 12 Oktober 2024.
 
Baca juga: Hasil Seleksi BPI Dalam Negeri Diumumkan, Buruan Cek E-mailmu!

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan