Tim mahasiswa Departemen Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas penggunaan gabungan membran yang mampu mengurangi konduktivitas (daya hantar) listrik pada air limbah hingga 99,7 persen. Ketua tim Dwi Mayasari menuturkan saat ini kebanyakan industri pulp dan kertas di Indonesia hanya menggunakan membran reverse osmosis (RO) dalam proses penyaringan air hasil produksi.
“Air yang dihasilkan oleh membran RO ini konduktivitas listriknya tinggi, sehingga menjadi limbah dan tidak bisa dipakai lagi,” kata mahasiswi yang akrab disapa Maya tersebut dalam keterangan tertulis, Kamis, 2 Juni 2022.
Berdasarkan studi pustaka itu, tim akhirnya menggagas penggunaan membran tambahan yaitu electrodialysis (ED). ED merupakan membran yang digunakan untuk membawa ion di bawah pengaruh potensial listrik. Membran ED memiliki beberapa keunggulan, di antaranya memiliki keselektifan yang tinggi dalam penyaringan, hambatan listrik yang rendah, serta stabilitas kimia yang tinggi.
Mahasiswa angkatan 2021 ini menuturkan mulanya air limbah produksi pulp dan kertas akan diproses di tangki flokulasi untuk membuang partikel-partikel pengotornya. Kemudian, air akan dipompa menuju membran ED, baru setelahnya dipompa menuju membran RO.
“Ternyata gabungan kedua membran mampu menghilangkan konduktivitas listrik dan logam, air jadi dapat digunakan kembali dalam proses produksi,” tutur gadis asal Sidoarjo tersebut.
Inovasi Maya bersama Adelia Melita Sari dan Aisyah Tsany Puspitasari yang tergabung dalam Tim Winini ini juga dapat menghemat penggunaan air di industri pulp dan kertas. Sehingga, menjadi lebih efisien.
“Hanya saja karena menuntut teknologi yang lebih kompleks, saat ini di Indonesia penerapannya belum banyak dilakukan,” tutur dia.
Tim Winini yang dibimbing dosen Orchidea Rachmaniah ini berhasil meraih Juara 2 dalam kompetisi AIChe Indonesia Student Conference (AISC) Paper Competition 2022 yang diselenggarakan pada Maret 2022. Dalam kompetisi ini, Maya dan tim dihadapkan dengan permasalahan yang terdapat di salah satu industri pulp dan kertas di Indonesia.
Maya berharap ke depan inovasi gagasannya dapat diterapkan nyata di berbagai industri pulp dan kertas di Indonesia. “Setelah ini kami juga ingin terus mengembangkan inovasi yang bisa bermanfaat bagi masyarakat luas,” kata Maya.
Baca: Energi Terbarukan, Mahasiswa ITS Gagas SMITOL Pengontrol Pemurnian Biogas
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News