Nadiem menegaskkan, pelaku pelecehan maupun kekerasan seksual di sekolah maupun lingkungan pendidikan untuk langsung dikeluarkan dari institusi. "Kalau ada kekerasan seksual terjadi dan terbukti, itu harusnya tak ada abu-abunya. Harusnya langsung dikeluarkan. Itu opini saya sebagai Nadiem Makarim," kata Nadiem di Gedung Kemendikbud, Rabu, 12 Februari 2020.
Namun sayangnya, dia mengaku tidak bisa melakukan hal tersebut. Sebab dia menyebut dirinya tak bisa seenaknya mengambil kebijakan.
"Itu saya secara personal. Tapi bukan saya sebagai pembuat kebijakan," terangnya.
Nadiem mengatakan, keputusan untuk mengambil kebijakan ini bisa berada di pemerintah daerah. Namun pihaknya masih mencari celah agar bisa ambil bagian.
"Bagaimana pemerintah pusat memberikan animo payung hukum untuk melakukan dan melindungi itu, sedang kami kaji," jelas Nadiem.
Nadiem mengakui, pihaknya belum menentukan instrumen yang tepat. Bagi Nadiem yang paling penting adalah hasil akhirnya, agar dapat melindungi dan mencegah pelecehan seksual.
"Juga memastikan ada hukuman dan keadilan yang bagi melakukan. Jangan pilih instrumen, tapi lihat apa yang ingin menciptakan hasil. Baru itu kita menciptakan apakah itu sanksi, regulasi, apa kementerian lain. Tapi itu yang jelas bikin saya luar biasa sedih, hal ini bisa terjadi di skala besar," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News