Psikolog anak dan keluarga, Farida Aini meminta agar orang tua lebih berhati-hati dalam memilih sekolah untuk anak. Utamanya sekolah dengan model berasrama.
"Oleh karenanya kejadian ini patut menjadi pelajaran agar lebih hati-hati ketika memilih dan memasukkan sekolah termasuk dengan sistem sekolah berasrama," kata Farida kepada Medcom.id, Jumat 15 Juli 2022.
Orang tua harus dapat memastikan lingkungan sekolah dan orang-orang di dalamnya bersih. Terutama kaitannya dengan track record kasus-kasus tidak terpuji seperti di sekolah SPI.
"Misalnya tindakan kriminal pelecehan seksual," ungkap dia.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) pun mengaku telah turun tangan untuk menangani kasus di SPI tersebut sejak September 2021. Guna mencegah kejadian berulang, Inspektorat Jendral Kemendikbudristek, meminta SPI membentuk tim pengawas.
"Mencegah terjadinya keberulangan dengan mendorong sekolah membentuk tim pengawas," kata Ketua Tim Audit Itjen Kemendikbudristek, Subiyantoro kepada Medcom.id, Selasa 12 Juli 2022.
Kemudian, pihaknya juga memerintahkan sekolah untuk membuat Standar Operasional Procedure (SOP) untuk penceghan kasus serupa. Utamanya kekerasan di lingkungan sekolah.
" Memerintahkan sekolah untuk membuat SOP Pencegahan dan penanganan kasus kekerasan di sekolah umum maupun yang berbentuk asrama," jelasnya.
Selanjutnya, Inspektorat Jenderal Kemendikbudristek berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan korban mendapatkan perlindungan. Tak ketinggalan juga tetap memastikan dan akses pendidikan kepada korban.
"Agar fungsi sosial korban tidak terganggu," jelasnya.
Baca juga: Marak Kekerasan Seksual, Kemendikbudristek Bagikan Cara Memilih Sekolah yang Aman |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News