Lukman menyebut PTN selalu memiliki kendala keuangan ketika melakukan peningkatan kualitas. Alokasi yang minim itulah yang membuat kualitas pendidikan tinggi di Indonesia menjadi rendah.
"Ada masalah kualitas dan biaya pendidikan tinggi kita ini rendah sekali. Ini sangat berpengaruh. Bayangkan hanya Rp28 juta per tahun pengeluarannya atau USD2.000," tutur Lukman dalam Silaturahmi Merdeka Belajar, dikutip Jumat, 29 Juli 2022.
Kemudian di India mencapai Rp44 juta per tahun, Malaysia Rp103 juta per tahun, Jepang Rp118 juta per tahun, hingga Amerika yang mencapai Rp340 juta per tahun.
Untuk itulah Kemendikbudristek menyediakan dana abadi pendidikan tinggi. Dana tersebut dapat dimanfaatkan Perguruan Tinggi Berbadan Hukum (PTN BH) untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Dana abadi pendidikan itulah, kata dia, yang akan menyelamatkan perguruan tinggi. Dana tersebut dapat dipakai agar pengeluaran perguruan tinggi dapat diperbesar.
"Kalau dibandingkan India itu pengeluaran minimum perguruan tingginya USD3.000 se-tahun, kita masih jauh dari Malaysia yang USD7.000 dan Jepang 8.000," sambungnya.
Harapannya, setelah mengantongi dana dari dana abadi pendidikan PTNBH dapat lebih leluasa. Sehingga PTN BH di Indonesia bisa meningkatkan kualitas hingga masuk ke perguruan tinggi kelas dunia.
"Adanya dana abadi pendidikan tinggi ini dengan harapan semua pendanaan ini bisa memfasilitasi PTNBH agar bisa berkelas dunia," tegasnya.
| Baca juga: 16 PTNBH Bahas Persiapan Peluncuran Dana Abadi Perguruan Tinggi |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id