Asesmen Kesiapan Bersekolah ini nantinya dapat digunakan dengan mudah oleh guru TK untuk mengamati perilaku siswa yang berkaitan dengan kesiapan bersekolah. Manfaat asesmen ini adalah memberikan gambaran atau informasi tentang aspek perkembangan anak pada ranah kognitif, bahasa, sosio-emosi, serta fisik motorik yang mendukung kesiapan bersekolah.
Kegiatan uji coba ini bertujuan untuk memvalidasi instrumen Asesmen Kesiapan Bersekolah sehingga akan diperoleh gambaran karakteristik butir soal, Kemudian untuk mendapatkan informasi untuk menyusun standar norma kesiapan bersekolah pada anak usia 6-7 tahun, serta mengetahui keefektifan pengambilan data diantaranya evaluasi format soal, dan kesiapan jaringan.
Dilansir dari laman Pusmendik Kemendikbudristek, uji coba dilaksanakan dengan aplikasi yang telah disiapkan oleh Pusmendik dan menggunakan komputer di sekolah SMP yang ditunjuk oleh Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten yakni SMPN 6 Banda Aceh, SMPN 2 Maros, SMPN 1 Bekasi, dan SMPN 26 Surakarta.
Responden dalam uji coba ini adalah guru-guru TK B yang berasal dari sekolah-sekolah dari berbagai tingkat akreditasi serta telah berinteraksi dengan anak-anak yang akan diamati selama minimal 3 bulan. Guru akan mengamati perilaku anak dan mengisikan hasil amatan pada instrumen Asesmen Kesiapan Bersekolah.
Guru dapat mengisi Asesmen Kesiapan Bersekolah selama dua minggu sejak tanggal pelaksanaan asesmen. Hal ini dilakukan untuk memberi kesempatan kepada guru untuk melakukan pengamatan lebih mendalam dan apabila ada kondisi yang belum muncul atau belum teramati, maka guru dapat menstimulus anak agar memunculkan perilaku atau tindakan tersebut. Aplikasi asesmen akan ditutup hari ini, 30 November 2022.
Baca juga: Tingkatkan Cakupan Imunisasi, Kemendikbudristek Gelar Imunisasi di Sekolah |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News