Ilustrasi. DOK Medcom
Ilustrasi. DOK Medcom

FSGI Catat 15 Kasus Kekerasan di Sekolah pada Januari-Juli 2024, Ada Korban Tewas

Ilham Pratama Putra • 23 Juli 2024 20:07
Jakarta: Kasus kekerasan di satuan pendidikan masih terus terjadi. Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mencatat ada 15 kasus kekerasan di sekolah pada Januari hingga Juli 2024.
 
"FSGI mencatat kasus-kasus kekerasan di satuan pendidikan selama Januari-Juli 2024 ada 15 kasus," kata Sekjen FSGI, Heru Purnomo, dalam keterangan tertulis Selasa, 23 Juli 2024.
 
Temuan kasus tersebut ada pada kategori berat dan sedang ditangani oleh pihak kepolisian.
Dari 15 kasus tersebut, mayoritas terjadi di jenjang pendidikan SMP/MTs sebanyak 40 persen, disusul SD/MI 33,33 persen, SMA 13,33 persen, dan SMK 13,33 persen.

Adapun 80 persen kasus terjadi pada satuan pendidikan di bawah kewenangan Kemendikbudristek dan 20 persen terjadi di satuan pendidikan di bawah kewenangan Kementerian Agama.  
 
"Meskipun Kementerian Agama hanya 20 persen, namun kasusnya kekerasan fisik yang terjadi, menimbulkan kematian dua peserta didik," ungkap Heru.
 
Sejumlah kasus kekerasan yang terjadi, yakni kekerasan seksual 20 persen dengan pelaku seluruhnya guru, kebijakan yang mengandung kekerasan 0,06 persen. Lalu, kekerasan fisik 73,33 persen, pelaku myaoritas peserta didik, baik teman sebaya maupun kakak senior dan menimbulkan lima korban meninggal dunia.
 
Korban meninggal umumnya melibatkan sejumlah anak atau penganiayaan secara bersama-sama. "Ada satu korban, peserta didik SMA yang meninggal karena dipukul oleh Kepala Sekolah saat berada dalam barisan di lapangan," beber Heru.
 
Pelaku kekerasan terhadap anak di antaranya adalah kepala sekolah 13,3 persen, guru 20 persen, teman sebaya 53,33 persen, dan peserta didik senior 13,33 persen. Sebesar 64 persen kasus kekerasan adalah anak dengan anak atau sesama peserta didik.
 
Adapun wilayah kejadian meliputi 15 kabupaten/kota di 10 provinsi di antaranya:
  1. Kota Jogjakarta (DIY)
  2. Kota Tangerang Selatan (Banten)
  3. Kota Palembang (Sumatera Selatan)
  4. Kota Batu, Kab. Bojonegoro dan Kediri (Jawa Timur)
  5. Kab. Indramayu, Kabupaten Cirebon dan  kab. Cimahi Utara (Jawa Barat),
  6. Kab. Brebes dan Klaten (Jawa Tengah)
  7. Tebo (Jambi)
  8. Kota Gorontalo (Gorontalo)
  9. Kab. Nias Selatan (Sumatera Utara)
  10. Padang Pariaman (Sumatera Barat).  
"Kejadian terbanyak di Jawa Barat dan Jawa Timur, masing-masing 20 persen,  disusul Jawa Tengah 13,33 persen," papar Heru.
 
Baca juga:  Puluhan Siswi Kabur dari Asrama Sekolah di Gorontalo Diduga Akibat Perundungan

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan