AI Center ini bertujuan meningkatkan kapasitas penelitian dan pengembangan AI dengan menggabungkan keahlian dari kedua universitas untuk menghasilkan inovasi teknologi yang signifikan. AI Center juga akan menyediakan program pendidikan dan pelatihan berkualitas tinggi dalam bidang AI untuk mahasiswa dan profesional, serta membekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan di era digital.
“Kami berharap AI Center UKI berkolaborasi dengan USC, akan melahirkan inovasi-inovasi lokal yang dapat bersaing pada tingkat global, serta memajukan sektor-sektor industri di Indonesia,” kata Pembina Yayasan Universitas Kristen Indonesia, Edwin Soeryadjaya, dalam keterangan tertulis, Selasa, 4 Juni 2024.
Indonesia berada di peringkat 3 dunia sebagai penyumbang kunjungan aplikasi AI pada 2023 yang mencapai 1,4 miliar kunjungan. Sebagai negara dengan kunjungan aplikasi AI terbanyak, Indonesia memiliki potensi besar untuk memanfaatkan teknologi AI dalam berbagai sektor, termasuk pendidikan.
Edwin menyebut AI Center ini juga akan berfungsi mendorong literasi AI di masyarakat dan jembatan untuk kolaborasi internasional, membuka peluang untuk proyek penelitian bersama, pertukaran akademik, dan mempercepat transformasi digital. AI center ini menjadi langkah penting dimulai dari lingkungan akademik UKI.
“Dan menjadi salah satu langkah strategis untuk menempatkan Indonesia dalam lingkup global sebagai negara yang berkomitmen dalam pengembangan dan penerapan teknologi kecerdasan buatan,” ujar Edwin.
Rektor UKI, Dhaniswara K. Harjono, mengatakan kehadiran teknologi AI menjadi terobosan dalam dunia pendidikan dan personalisasi pembelajaran yang dapat memicu akselerasi pendidikan. Ini adalah momentum penting untuk UKI dan Indonesia mendukung literasi AI.
“Dan kami berkomitmen untuk memanfaatkan peluang ini sebaik mungkin untuk kemajuan bersama,” ungkap dia.
Project Advisor UKI AI Center, Holip Soekawan, mengatakan Revolusi AI sudah tiba. Layaknya Revolusi Agrikultur dan Industrial di abad 18 dan 19, yang diikuti Revolusi Informasi di abad 20, kita telah memasuki era Kecerdasan Buatan. Saat sebuah revolusi terjadi, pilihannya adalah untuk ikut pro-aktif atau menjadi penonton saja.
“Kerja sama UKI dengan USC semoga bisa menjadi salah satu akselerator pengertian dan pelatihan AI di Indonesia dengan lebih konkret," ujar alumni USC dan anggota Dewan Pembina di yayasan Alumni USC Indonesia tersebut.
AI memiliki potensi besar untuk mengubah berbagai aspek secara positif. Dengan kemampuannya dalam menganalisis data secara cepat dan efisien, AI dapat memberikan wawasan yang bernilai bagi bisnis, ilmu pengetahuan, dan masyarakat secara umum.
“Kami berharap kolaborasi ini akan menghasilkan inovasi yang memberikan dampak positif bagi kehidupan dan bisnis dalam berbagai sektor. Kerja sama ini adalah langkah penting dalam memajukan literasi AI dan mempersiapkan generasi masa depan untuk menghadapi tantangan di era digital,” ujar Ketua Pengurus Yayasan UKI, Edward Sirait.
Baca juga: Universitas Ciputra Buka Kampus di Jakarta, Bakal Kembangkan Lulusan Mahir AI |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News