Reini memaparkan gelar kesarjanaan yang baru didapat merupakan bentuk pengakuan terhadap kompetensi yang diraih. Sarjana bermakna orang yang pandai atau memiliki ilmu pengetahuan yang berarti memperoleh tingkat keilmuan yang baru.
Orang yang sudah bergelar sarjana diharapkan memiliki perilaku baru yang semakin dipandu dan dibentuk pengetahuan atau disebut perilaku kesarjanaan. Apabila suatu capaian diikuti dengan perilaku yang dipandu pengetahuan akan menghasillkan integritas kesarjanaan.
Dia yakin wisudawan ITB sudah berbekal pengetahuan yang cukup untuk dapat terjun di masyarakat. Hal ini karena berbekal pengetahuan seseorang akan kenal dan dekat dengan realitas kehidupan serta mampu membentuk dan mengubah cara pandang terhadap dunia dan kehidupan.
Reini mengatakan pengetahuan akan membuka jalan seseorang pada perilaku kebijaksanaan. Meskipun, realitas kehidupan telah memberikan begitu banyak permasalahan yang masih belum teratasi.
Krisis sosial dan permasalahan moral semakin merajalela. Bahkan, di era digital yang telah banyak terjadi loncatan pengetahuan dan teknologi serta industrialisasi ekonomi, namun bersamaan juga kesenjangan ekonomi dan kerusakan lingkungan yang sulit dikendalikan.
Dia menyebut pelanggaran moral tidak hanya terjadi di kehidupan nyata, melainkan juga merambat di dunia maya. Kehadiran internat yang memungkinkan demokratisasi atas informasi dan membantu masyarakat untuk ekspresi diri, justru di saat yang bersama memicu penyebaran hoaks atau kepalsuan informasi.
Hal ini berarti kemajuan dan penguasaan pengetahuan tidak membebaskan manusia dari perbuatan yang bertentangan dengan moralitas. Hubungan antara pengetahuan dan moralitas adalah hal yang tidak mudah untuk dianalisis karena melibatkan banyak faktor.
Reini memfokuskan diskusi yang disampaikannya pada dua faktor penting yakni ignorance dan neglect. “Setiap manusia tidak dapat membebaskan diri dari perbuatan yang melanggar moral karena setiap manusia memiliki partial ignorance,” ucap Reini dikutip dari laman itb.ac.id, Senin, 30 Oktober 2023.
Reini mengungkapkan pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia sangat terbatas. Sehingga, setiap manusia pasti memiliki partial ignorance yang masih belum banyak disadari.
Partial ignorance bermakna ketika kita memiliki pengetahuan tertentu terhadap sesuatu fenomena, kurangnya pengetahuan di bidang lain. Hal ini sering muncul saat hendak melakukan upaya pemecahan masalah, beberapa aspek tertentu tidak jarang terabaikan.
Pelanggaran moral muncul bila sikap ini diikuti oleh sikap neglect. Pengabaian (neglect) yang berarti ketika kita memahami dampak negatif dari perbuatan kita, tetapi kurang menganggap penting dan mengabaikannya.
“Terkadang sikap neglect muncul karena kita tidak sadar bahwa kita memiliki sikap partial ignorance,” ucap Reini.
Ada dua hal cara untuk mencegah perilaku amoral dan memperkuat integritas kesarjanaan yang harus ditanamkan dan disadari dalam diri wisudawan yaitu terbuka dan mengasah kepedulian. Melalui pengembangan diri untuk aktif terlibat dalam kegiatan yang bersifat multidisiplin dapat memperkuat sikap keterbukaan.
Hal ini karena pemecahan masalah sangat penting melalui pendekatan multi dan lintas disiplin. Selain itu, sifat keterbukaan ini harus diimbangi oleh kepedulian terhadap sesama dengan mengantisipasi konsekuensi dari keputusan dan perbuatan dilakukan serta untuk mencegah dampak yang tidak diinginkan.
Dia juga menyampaikan pendidikan tinggi di ITB dirancang untuk memenuhi kebutuhan putra-putri bangsa akan pengetahuan yang berkarakter. Reini berharap mahasiswa baru ITB Tahun 2023 mampu mencapai tingkat penguasaan pengetahuan yang semakin tinggi dan karakter yang bijaksana.
“Wisudawan ITB diharapkan dapat berperan bukan hanya sebagai agent of knowledge, melainkan agent of morality,” tegas Reini.
Dia mengingatkan pengusahaan pengetahuan tanpa diimbangi moralitas menjadi sesuatu yang tidak berguna bagi kehidupan. Reini mengatakan lulusan ITB mengemban peranan kunci dalam rangka menyongsong Indonesia Emas 2045.
Oleh karena itu, dia berharap wisudawan dapat berdampak bagi bangsa dan negara melalui karya dan perilaku kesarjanaan. Sehingga, membentuk integritas kesarjanaan yang kuat.
Kuliah di kampus favorit dengan beasiswa full kini bukan lagi mimpi, karena ada 426 Beasiswa Full dari 21 Kampus yang tersebar di berbagai kota Indonesia. Info lebih lanjut klik, osc.medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id