Mereka yang dikukuhkan, yakni Prof. Dr. Nofi Marlina Siregar, S.Pd., M.Pd sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Olahraga Usia Dini; Prof. Dr. Soeprijanto, M.Pd sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Evaluasi Pembelajaran Teknik; Prof. Dr. Neneng Siti Silfi Ambarwati, S.Si., Apt., M.Si sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Komestika Bahan Alam; dan Prof. Dr. Efri Sandi, S.Pd., M.T sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Antena dan Propagasi Gelombang.
Dikutip dari laman unj.ac.id, Rektor UNJ, Komarudin, mengatakan melalui empat guru besar baru ini UNJ bertekad terus meningkatkan keunggulan dan menghadirkan inovasi berkelanjutan. Khususnya pada bidang pendidikan olahraga anak usia dini, evaluasi pembelajaran teknik, kosmetika bahan alam, serta antena dan propaganda gelombang, ungkap Prof. Komarudin.
Komarudin menyebut keempat bidang ilmu yang dikuasai guru besar baru ini sangat baru, unik, dan memberikan ruang bagi dosen-dosen lainnya untuk menghadirkan kebaruan bidang ilmu atau kajian yang dihasilkan.
Berikut ini orasi keempat guru besar baru UNJ:
1. Nofi Marlina Siregar
Prof. Dr. Nofi Marlina Siregar, S.Pd., M.Pd menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Peta Jalan Pendidikan Olahraga Usia Dini Menuju Generasi Emas Indonesia 2045”. Nofi menyatakan peta jalan pendidikan olahraga anak usia dini merupakan suatu potret di mana akan digambarkan banyaknya komponen terlibat dan perlunya memperhatikan anak agar dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan olahraga.Hal itu agar anak tumbuh dan berkembang menjadi generasi emas Indonesia. Nofi menyebut pada jalur formal untuk mendukung peta jalan ini diperlukan Program Studi yang berkontribusi pada pembangunan olahraga anak usia dini.
Melalui jalur formal ini, kompetensi pendidik secara komprehensif dipersiapkan untuk dapat secara profesional bekerja pada jalur pendidikan olahraga anak usia dini. Selain itu, pada jalur non formal perlu adanya Sekolah Gerak. Keberadaan, Sekolah Gerak sebagai sarana masyarakat memperoleh pendidikan gerak melalui program berkualitas.
2. Soeprijanto
Prof. Soeprijanto menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Tantangan Evaluasi Pembelajaran Teknologi di Era Revolusi Industri 4.0 dan Masyarakat 5.0 dalam Perspektif Global Pendidikan Vokasi”. Menurut Soeprijanto, isu penting yang menyita perhatian dan menjadi tantangan akademisi, peneliti, dan praktisi pendidikan khususnya bagi ahli evaluasi pembelajaran teknik/teknologi adalah Revolusi Industri 4.0 dan masyarakat 5.0.Beberapa tantangan evaluasi pembelajaran teknik era Revolusi Industri 4.0 dan Masyarakat 5.0 adalah: asesmen penalaran tingkat tinggi; asesmen kinerja; penggunaan asesmen autentik; pengembangan instrumen, pemilihan taksonomi kompetensi; pengembangan instrumen; dan pemilihan dan pemanfaatan aplikasi pengukuran.
Dia menyebut untuk menghadapi tantangan tersebut diperlukan inovasi model pembelajaran teknik dengan mengetengahkan Model pembelajaran berbasis masalah (PBL) dan Model Pembelajaran berbasis Projek (PJBL); Taksonomi terpadu; Perubahan paradigma dari assessment of learning menjadi assessment for learning dan assessment as learning; dan Pembinaan vokasi.
4. Neneng
Prof. Dr. Neneng menyampaikan orasi ilmiah dengan judul “Pengembangan Komestika Bahan Alam dari Tanaman Suku Clusiaceae”. Neneng menjelaskan kosmetika bahan alam merupakan bidang yang terus berkembang dan berubah seiring dengan perubahan tren konsumen dan kebutuhan akan produk yang lebih ramah lingkungan.Menurutnya, kosmetika bahan alam adalah pilihan menarik dan bijaksana untuk merawat kecantikan dengan cara lebih alami dan berkelanjutan serta menjaga kesehatan kulit dan lingkungan. Dia berkomitmen untuk terus berkontribusi pada penelitian dan pengembangan produk kosmetika yang lebih baik, aman, dan berkelanjutan.
Neneg berharap dapat memberikan kontribusi positif dalam menjaga kecantikan alam dan memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin sadar akan lingkungan.
5. Efri Sandi
Orasi terakhir disampaikan Prof. Efri Sandi yang membahas “Kontribusi dan Tantangan Riset Antena untuk Teknologi Jaringan Telekomunikasi Masa Depan”. Efri menjelaskan ilmu antena dan propagasi gelombang masih sangat relevan untuk terus dikembangkan dalam menjawab berbagai perkembangan teknologi telekomunikasi masa depan.Menurut Efri, perkembangan teknologi telekomunikasi masa depan yang harus didukung pengembangan teknologi antena yaitu: riset antena 6G and beyond; riset antena untuk millimeter/THz sensor untuk aplikasi teknologi otomotif otonom, AI machine, teknologi kesehatan/advance healthcare dan Internet of Everything (IoE); riset antena satelit dan antena komunikasi luar angkasa; dan riset untuk pengembangan struktur dan geometris antena sesuai perkembangan divais teknologi wireless dan material dielektrik antena.
Efri menyebut karena pentingnya ilmu antena dan propaganda gelombang, peningkatan kualitas pembelajaran ilmu antena dan propagasi gelombang harus terus ditingkatkan. Sehingga dapat menghasilkan sumber daya berkualitas yang akan menjadi praktisi dan peneliti bidang telekomunikasi di masa depan.
Baca juga: Guru Besar UNJ Teliti tentang Merencanakan Indonesia Baru dari Sisi Komunikasi |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News