Para pelajar ini dipanggil dengan sebutan Adik SabangMerauke. Setiap harinya mereka akan belajar mengenai nilai-nilai toleransi, pendidikan, dan keindonesiaan.
Program yang telah memasuki tahun ketujuh penyelenggaraannya ini dilaksanakan sebagai upaya merawat toleransi. "SabangMerauke meyakini, bahwa toleransi tidak bisa hanya diajarkan, namun mesti dialami dan dirasakan," Manajer Kurikulum SabangMerauke 2019, Adri Prima Lely, di Jakarta, Rabu, 10 Juli 2019.
Selama tiga minggu, Adik SabangMerauke akan diajak untuk memahami banyak hal yang berbeda dari kesehariannya. Di minggu pertama, Adik SabangMerauke akan belajar memahami keberagaman di Indonesia, yang salah satunya adalah dengan cara berkunjung ke lima tempat ibadah di Jakarta.
Kelima tempat ibadah tersebut adalah Gereja Katedral, Masjid Istiqlal, Gereja Immanuel, Pura Aditya Jaya, dan Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya. Tak hanya berkunjung, mereka juga diperbolehkan untuk bertanya kepada para pemuka agama mengenai kebiasaan yang ada di suatu agama tertentu.
"Di program ini, Adik SabangMerauke akan diajak untuk mengoreksi segala prasangka yang melekat pada suatu agama tertentu," ungkap Adri.
Di minggu kedua, Adik SabangMerauke akan diajak untuk bertukar cerita dengan tokoh-tokoh inspiratif di Indonesia. Tema yang diangkat adalah “Inspirasi untuk Indonesia.” Beberapa tokoh yang hadir menginspirasi adalah Sri Mulyani, Menteri Keuangan, dan beberapa atlet Paragames Indonesia.
Diharapkan, para tokoh ini dapat mengajak Adik SabangMerauke untuk bermimpi lebih tinggi mengenai masa depannya nanti. Program ini akan diakhiri dengan program mengenai cara penyebaran toleransi.
Di minggu ini atau minggu ketiga, Adik SabangMerauke akan diajak untuk kritis terhadap penyebaran informasi di dunia maya. Sekaligus juga belajar cara memproduksi cerita-cerita toleransinya.
"Ini adalah bekal agar nantinya Adik SabangMerauke dapat mempromosikan nilai-nilai toleransi sepulangnya mereka ke daerahnya," kata Adri.
Adri mengatakan, salah satu tujuan pelaksanaan SabangMerauke ini adalah agar para peserta dapat berinteraksi dengan pihak yang lebih luas dan memahami langsung pelaksanaan toleransi di Indonesia. Ia juga berharap, suatu saat nanti para Adik SabangMerauke dapat menjadi pemimpin yang bisa menerima berbagai sudut pandang.
“Dengan mengikuti program SabangMerauke, diharapkan para peserta dapat merasakan pengalaman toleransi secara lebih luas bersama para narasumber serta kakak dan family SabangMerauke. Sehingga ketika pulang nanti mereka dapat bercerita tentang pengalamannya mengenai toleransi," kata Adri.
Program SabangMerauke 2019 ini dilaksanakan selama tiga minggu. Dimulai 1 Juli 2019 hingga 20 Juli 2019. Setiap harinya, Adik SabangMerauke akan didampingi oleh Kakak SabangMerauke untuk mendapatkan pembelajaran mengenai nilai-nilai toleransi, pendidikan, dan keindonesiaan. Setelah itu, mereka akan merasakan toleransi secara langsung dengan cara tinggal bersama keluarga yang berbeda suku dan agama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News