Para pemenang kompetisi IN2Food. Foto: Prasmul
Para pemenang kompetisi IN2Food. Foto: Prasmul

Usai Digelar, Ini Daftar Pemenang Kompetisi IN2Food 2023

Citra Larasati • 22 Agustus 2023 13:26
Jakarta:  STEM Universitas Prasetiya Mulya menggelar IN2FOOD yang merupakan kompetisi internasional tentang isu sampah makanan (food waste).  Kompetisi ini digelar untuk membangun kesadaran masyarakat, utamanya mahasiswa Indonesia dan juga internasional akan isu keberlanjutan lingkungan.
 
Konsorsium tersebut terdiri dari sejumlah kampus, seperti Universitas Prasetiya Mulya, Universitas Ghent, Universitas Tampere, HTH Belanda, Universitas Prasetiya Mulya, Universitas Binus, Universitas Ma Chung, Universitas Pembangunan Jaya, dan Universitas Katolik Parahyangan. Terdapat 68 mahasiswa peserta kompetisi yang menjadi bagian dari Proyek IN2FOOD yang didanai Erasmus+ Capacity Building on Higher Education ini.
 
Dekan STEM Universitas Prasetiya Mulya (STEM Prasmul), Stevanus Wisnu Wijaya mengatakan, kompetisi ini mampu menghimpun sejumlah mahasiswa lintas kampus, lintasdisiplin ilmu, bahkan lintas negara.  Secara teknis, para mahasiswa tersebut dibentuk dalam sebuah kelompok yang berbeda latar belakang untuk mengikuti workshop, kemudian mendapatkan ide dan kasus melalui kunjungan ke hotel.

Sehingga para peserta dapat mengetahui kenapa sampah makanan itu bisa muncul.  Setelah itu para peserta akan mengembangkan idenya. 
 
"Kami menggunakan company dari Marriott Internasional untuk menyediakan case. Sehingga mahasiswa membentuk sebuah tim yang sifatnya internasional. Mereka kemudian melakukan eksplorasi terhadap case, hingga membentuk sebuah ide untuk diimplementasikan," kata Stevanus, dalam keterangannya, Selasa, 22 Agustus 2023.
 
Para mahasiswa peserta diterjunkan langsung ke lapangan untuk belanja persoalan, kemudian membuat prototipe yang kemudian akan dikompetisikan bahkan dipamerkan.  "Di akhir acara mereka akan memamerkan idenya untuk mendapatkan awards dari Marriott Hotel dan Prasmul," terang Stevanus.
 
Stevanus menagatakan, ide yang muncul dari para peserta sangat out of the box, seperti pemanfaatan food technology, logistik, supply chain, Artificial Intelligence, dan beberapa bidang lain yang berkaitan dengan sirkular ekonomi yang dibutuhkan untuk sustainability ekonomi.
 
"Sebab kita membutuhkan pengetahuan untuk mengembangkan ide kreatif.  Teknologi itu sangat penting untuk proses. Misal dari biji kopi ke dalam produk baru," ucapnya.
 
Tiga mahasiswa STEM Prasmul yang mendapatkan juara di kompetisi ini adalah Alexander Bryan dari prodi Food Business Technology (FBT 2020) meraih juara 1, Malven Morgens (ESE 2022) yang mendapat juara 2, dan Valen Miecila (ESE 2020) menyabet juara 3.

Peraih Marriot Prize:

Track 1: Tim 6
Noor Poleyn (Ghent University), Samra Derya (HTH Belanda), Gabriella Justine (UPJ), Alicia Angelica (Universitas Ma Chung), Karlo Adibrata (Unpar)
 
Track 2: Tim 14

Universitas Prasetiya Mulya Prize

Track 1
 
Juara 1: Tim 3
Emma de Baere (Ghent University), Fileine Sikking (HTH Belanda), Alexander Bryan (Prasmul), Anisa Saptayulia (Binus), Havizulloh Mozavi (Unpar)
 
Juara 2: Tim 5
Maud Van Der Valk (HTH Belanda), Aino Anttila (Tampere University), Melven morgens (Prasmul), M. Raihan Sabili (Binus), Felicia Agnes (Unpar)
 
Juara 3: Tim 9
Natalie Wilkins (Ghent University), Vallen Meicela (Prasmul), Haifa Salsabila (UPJ), Jennifer Candra (Universitas Ma Chung)
 
Track 2 : 
juara 1: Tim 13
Kamilia Bahanan, Nathasya Christianie, Daniel Allen, Kevin Gasy (Universitas Ma chung)
 
Juara 2: Tim 15
Dycha Ramadhan, Marcella Kezia, Bryan Laywith, Friska (Binus)
 
Usai Digelar, Ini Daftar Pemenang Kompetisi IN2Food 2023
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah III, Toni Toharudin 
 
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah III, Toni Toharudin mengatakan, kompetisi IN2FOOD ini sejalan dengan implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MKBM) dan juga mewujudkan Indeks Kinerja Utama (IKU) Kolaborasi Internasional.
 
"Kompetisi ini searah dengan kebijakan Mas Menteri (Mendikbudristek Nadiem Makarim) untuk kompetisi internasional ini diharuskan diperbanyak," ujarnya.
 
Program semacam summer course namun bersifat kompetisi seperti ini, katanya, akan berdampak baik bagi mahasiswa Indonesia karena bisa bertukar ide dan informasi dengan mahasiswa internasional agar dapat menambah wawasan pengetahuannya.
 
Baca juga:  Ini Skema Pendanaan BRIN untuk Periset, Bisa Dimanfaatkan Kampus hingga Industri

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan