Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto menyatakan pendidikan nonformal seperti Lembaga Kursus Pelatihan (LKP) juga mesti link and match dengan industri. Dia tak ingin ada perbedaan antara pendidikan formal dan nonformal untuk bekerja sama dengan industri.
"Kita tidak ingin membedakan link and match untuk perguruan tinggi vokasi, SMK dan LKP. Sebisa mungkin semua menikah dengan industri," kata Wikan di The Rich Hotel, Yogyakarta, Kamis malam, 16 Desember 2021.
Dengan begitu, dia berharap agar tahun depan link and match semakin komprhensif. Struktur tenaga kerja tidak hanya didukung oleh lulusan pendidikan formal, tapi juga nonformal.
Baca juga: Soroti Isu Putus Sekolah, Jurnalis Medcom.id Sabet 'Karya Jurnalistik Terbaik' Kemendikbudristek
Dia pun melihat, sejatinya banyak sekali kesempatan bagi satuan pendidikan nonformal untuk berkiprah dalam dunia kerja. Bahkan pemenuhan lapangan kerja bisa lebih efektif lewat LKP.
"Lembaga kursus ini bisa efektif karena waktunya hanya tiga bulan training, di-training bersama dengan industri, sertifikat juga ada, penyerapannya juga tinggi, hanya dalam waktu tiga, empat bulan. Yang tadinya Sumber Daya Manusia kurang berdaya, kini bisa langsung diserap industri," sambung dia.
Di tahun ini, kata dia, setidaknya sudah ada 50 ribu LKP yang menjalankan Program Kecakapan Kerja (PKK) untuk para pencari kerja. Terdapat pula 16 ribu LKP yang menjalankan Program Kecakapan Wirausaha (PKW).
"Jadi bisa dibayangkan betapa efesiennya jika lembaga kursus ini berperforma dengan link and match bersama industri untuk menciptakan tenaga kerja dengan waktu yang cuma berapa bulan, tapi bisa langsung kompeten, diterima dengan dunia kerja atau jadi entreprenur," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News