Ilustrasi: MI/Barry Fatahillah
Ilustrasi: MI/Barry Fatahillah

Hari Lahir Pancasila Momentum Melawan Kastanisasi di Dunia Pendidikan

Citra Larasati • 01 Juni 2022 15:54
Jakarta:  Peringatan Hari Lahir Pancasila tahun ini menjadi momentum untuk mengantisipasi semakin melebarnya kesenjangan di dunia pendidikan akibat proses yang tengah berjalan di sejumlah program pengembangan yang digagas pemerintah.  Tidak hanya kesenjangan, sejumlah program seperti Sekolah Penggerak, Guru Penggerak bukan tidak mungkin akan memunculkan kastanisasi dalam dunia pendidikan. 
 
Founder Gerakan Sekolah Menyenangkan, Muhammad Nur Rizal mengatakan, saat ini pemerintah tengah menyeleksi guru dan sekolah untuk mendukung program pengembangan kualitas pendidikan, seperti Sekolah Penggerak, Guru Penggerak, dan program pengembangan lainnya. "Langkah ini baik, namun dapat menimbulkan kesenjangan karena tidak semua guru punya kesempatan sama untuk mendapatkan akses terhadap program tersebut," kata Rizal, dalam konferensi pers Pekan Perubahan dari Akar Rumput (Pendar), Selasa, 31 Mei 2022.
 
Menurut Rizal, proses seleksi untuk program-program tersebut cenderung memilih guru-guru terbaik yang sudah sering mendapatkan intervensi atau sumber daya yang memadai, yang tidak dimiliki oleh kebanyakan guru dan sekolah di Indonesia. Proses ini, menurut Rizal, bukan tidak mungkin dapat menimbulkan kesenjangan, atau lebih luas lagi dapat berakibat pada kastanisasi.

"Di bulan pendidikan dan kebangkitan nasional, sekaligus lahirnya Pancasila, kita diingatkan bahwa para founding fathers seperti Bung Karno dan Ki Hajar Dewantara justru membuat sekolah publik untuk melawan budaya kastanisasi yang diciptakan oleh pemerintah kolonial Belanda," terangnya.
 
Tamansiswa misalnya, didirikan oleh Ki Hajar Dewantara untuk memberikan akses pendidikan bagi kaum pribumi yang dianggap “kaum rendahan” oleh Belanda. Saat itu, hanya anak dari kaum bangsawan dan kalangan Eropa yang bisa bersekolah.
 
Ki Hajar melawannya hingga pemerintah kolonial memberi cap sekolah Tamansiswa sebagai sekolah liar. Bung Karno sebelum menjadi presiden juga mengajar kepada rakyat pribumi untuk menanamkan semangat jiwa kemerdekaan melalui pergerakan seperti Budi Utomo yang melahirkan kebangkitan nasional sebagai satu entitas bangsa.
 
Hakikat pendidikan yang terkandung dalam Pancasila adalah terbangunnya hikmah kebijaksanaan. Hikmah adalah menggunakan segala daya upaya, pengetahuan, keterampilan yang kita miliki tidak digunakan untuk membangun keistimewaan individu, tetapi digunakan untuk membangun rasa persatuan dan kesatuan dan solidaritas sosial.
 
Oleh karena itu, sambung Rizal, segala daya upaya yang dilakukan dalam mengembangkan pendidikan harus ditujukan untuk mencerdaskan kehidupan setiap anak bangsa. "Sehingga, kita perlu untuk merenungi diri apakah upaya-upaya pendidikan selama ini sudah memenuhi janji itu," terangnya.
 
Bercermin pada sejarah masa lalu itulah, Gerakan Sekolah Menyenangkan sebagai gerakan sosial yang bertujuan untuk mentransformasi pendidikan bangsa ingin memaknai kembali semangat melawan kastanisasi tersebut dengan membuat program Sekolah Menyenangkan untuk menjadi kultur baru di sekolah. Program ini bertujuan membuat anak kasmaran dalam belajar sehingga akan tumbuh karakter menjadi pembelajar sepanjang hayat, yang mana merupakan karakter utama yang dibutuhkan di abad-21.
 
Pendekatan untuk menciptakan kultur sekolah tentu saja disesuaikan dengan kondisi sekolah masing-masing sehingga sekolah dan guru punya ruang untuk mengembangkan dirinya sesuai dengan pilihan yang ada. Hal ini menurut Rizal baik, karena tidak ada penyeragaman dalam pengembangan kualitasnya.
 
Penyeragaman seperti pencapaian pada nilai akademik yang tinggi dapat melahirkan budaya kompetisi. "Jika kondisi setiap sekolah berbeda, kompetisi seperti ini akan melahirkan ketimpangan dan kastanisasi akibat lahirnya sekolah favorit dan tidak favorit," ungkapnya.
 
Di dalam pengembangannya, Gerakan Sekolah Menyenangkan akan mendorong sekolah memanfaatkan dana (BOS) yang dimilikinya sehingga lebih efisien dan tidak boros. Di dalam pelaksanaannya, Gerakan Sekolah Menyenangkan mendorong sekolah untuk membangun komunitas yang setara dan mandiri untuk bertransformasi bersama menuju Sekolah Menyenangkan sehingga tidak diperlukan proses seleksi dalam rekrutmennya.
 
Dalam kesempatan itu, Rizal juga membeberkan salah satu publikasi dari negara negara Organization of Economic Co-operation and Development (OECD) terkait kecakapan hidup abad-21.  Yakni merekomendasikan untuk membangun komunitas guru profesional dan mandiri sebagai salah satu langkah mendasar terjadinya transformasi pendidikan.
 
"Alih-alih bergantung pada berbagai pelatihan dan sertifikasi guru yang cenderung bersifat administratif sebagai strategi peningkatan kualitas guru, menciptakan budaya profesionalisme\ guru untuk menjadi pembelajar terus-menerus melalui sebuah komunitas lebih dianjurkan," kata Rizal dalam konferensi pers PENDAR yang digelar secara daring, Jumat, 31 Mei 2022.
 
Menurut Rizal, ciri-ciri dari komunitas guru profesional adalah terciptanya iklim yang mendorong kemandirian guru (otonomi) untuk memiliki pilihannya sendiri di dalam mengembangkan dirinya.  Kemudian juga memiliki karakter yang ingin terus belajar untuk meningkatkan kapasitas dan kepemimpinan mengajarnya, dan memiliki keinginan untuk selalu melakukan kegiatan bertukar praktik, pengalaman, dan pengetahuan terbaru sebagai equal learner.
 
Sebelumnya, Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) menggelar rangkaian kegiatan Pekan Perubahan dari Akar Rumput (Pendar), mencoba untuk merefleksikan kesiapan pemangku kepentingan dalam menghadapi tantangan transformasi pendidikan.  Termasuk apakah dunia pendidikan di Tanah Air sudah cukup inklusif untuk semua golongan.
 
Baca juga:  Dorong Akses Pendidikan untuk Semua, Gerakan Sekolah Menyenangkan Gelar 'Pendar'
 
Gerakan Sekolah Menyenangkan menyelenggarakan rangkaian kegiatan Pendar sejak 20-28 Mei 2022, yang terdiri dari berbagai kegiatan seperti Ng(k)aji Pendidikan, Komunitas Berbagi secara mandiri, dan Simposium para Penyimpang Positif guru perwakilan beberapa daerah di Indonesia. Adapun tema Pendar kali ini adalah “Bangkitnya Sekolah Menyenangkan di Indonesia”.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan