Guru Besar UIN Jakarta, Ahmad Tholabi Kharlie. DOK Kemenag
Guru Besar UIN Jakarta, Ahmad Tholabi Kharlie. DOK Kemenag

Guru Besar UIN Jakarta Dorong MTQ Jangan Cuma Dijadikan Sebagai Kompetisi

Renatha Swasty • 09 September 2024 09:50
Jakarta: Guru besar UIN Jakarta, Ahmad Tholabi Kharlie, mendorong revitalisasi Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ). Dia menyebut MTQ jangan cuma dijadikan sebagai kompetisi tapi juga ajang silaturahmi dan konsolidasi umat Islam Indonesia.
 
"MTQ harus diposisikan tidak dalam konteks mikro an sich, yakni adu terampil dalam melantunkan, menghafal, menulis, atau menafsir Al-Qur'an, tapi harus dimanfaatkan sebagai ajang silaturahmi dan konsolidasi para hamalatul Qur'an se-Indonesia," kata Tholabi dikutip dari laman kemenag.go.id, Senin, 9 September 2024.
 
Pemerhati dan pegiat pembinaan Al-Qur'an di Indonesia ini mengingatkan pentingnya mengembalikan MTQ pada jalurnya. Dia menyebut MTQ mesti sebagai mekanisme evaluatif terhadap seberapa besar dampak kegiatan pembinaan Al-Qur'an yang diselenggarakan di semua daerah.

"Seperti yang tertuang dalam sejumlah regulasi, MTQ menjadi mekanisme evaluasi dan koreksi terhadap kinerja LPTQ sebagai lembaga yang diberi mandat pembinaan dan pengembangan Al-Quran dan Hadis di tengah-tengah masyarakat", kata dia.
 
Tholabi menuturkan untuk menjaga arah atau orientasi MTQ yang sejalan dengan cita-cita dan kebijakan yang digariskan dibutuhkan komitmen bersama dan kerja keras seluruh pemangku kepentingan. Baik pemerintah, ulama, lembaga pendidikan, ormas keagamaan, dan masyarakat pada umumnya.
 
"Menjadikan MTQ sebagai tujuan adalah pandangan yang keliru. Ini sangat berbahaya. Untuk itu semua pihak yang terlibat dalam perhelatan ini harus menyadari bahwa MTQ bukan ajang perebutan prestise tapi mengemban misi yang sangat substantif, yakni pembinaan umat sekaligus syiar Al-Quran di tengah-tengah masyarakat", tegas Tholabi.
 
MTQ juga harus terus diarahkan menjadi proyek bersama, tidak hanya program pemerintah, dalam hal ini Kemenag dan Kemendagri, tapi juga melibatkan partisipasi publik yang seluas-luasnya. Keikutsertaan publik yang lebih luas diharapkan memperkuat syiar dan dampak positif MTQ secara lebih signifikan.
 
"Tentu kita tidak ingin MTQ hanya menjadi hajat sekelompok kecil masyarakat. Jika dibiarkan maka MTQ akan terisolasi dan menjadi sangat eksklusif. Ini tidak boleh terjadi," harap Tholabi.
 
Tholabi mengakui telah terjadi banyak perbaikan dari waktu ke waktu. Serangkaian evaluasi serta perbaikan regulasi teknis pelaksanaan terus dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bimas Islam Kementerian Agama untuk memastikan MTQ berjalan objektif dan memenuhi prinsip-prinsip akuntabilitas publik.
 
"Pemanfaatan teknologi informasi dalam perhelatan MTQ merupakan terobosan yang sangat bagus. Ini menjadi legacy Kementerian Agama dalam konteks pengembangan MTQ yang modern dan kredibel," ujar Tholabi.
 
MTQ Tingkat Nasional ke-30 digelar pada 6-16 September 2024 di Kota Samarinda. MTQ diikuti ribuan peserta dan ofisial terlibat dalam kegiatan ini.
 
Sejumlah mata lomba akan dipertandingkan selama Musabaqah Al-Qur'an yakni Tilawah Al-Qur'an, Hifzh Al-Qur'an, Tafsir Al-Qur'an, Syarh Al-Qur'an, Fahmi Al-Qur'an, Khath Al-Qur'an, dan Karya Ilmiah Al-Qur'an.
 
MTQ juga menggelar malam ta'aruf, pawai ta'aruf, defile kafilah, bazar dan pameran pembangunan, seminar internasional, talk show, hiburan religius, haflah tilawah, dan lain sebagainya.
 
Baca juga: Kisah Rusman Edi, Ajarkan Baca Al-Qur'an pada Anak Berkebutuhan Khusus

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan