Sebagai anak pertama, ia menyadari beban biaya pendidikan tidak hanya untuk dirinya, namun juga dua adiknya yang masih menempuh pendidikan. Ia bersyukur beasiswa dari PT Freeport Indonesia datang di tengah usahanya mencari dukungan pendanaan.
“Alhamdulillah, beasiswa ini sangat membantu, terutama dalam meringankan beban orang tua saya,” kata Sitti dikutip dari laman ugm.ac.id, Selasa, 1 Juli 2025.
Sitti menerima beasiswa ini sejak semester tiga setelah melalui proses seleksi administratif oleh Direktorat Kemahasiswaan (Ditmawa) UGM. Sitti dipilih berdasarkan asal daerah dan capaian akademik yang memenuhi syarat, tanpa melalui tahapan tes tertulis maupun wawancara.
Perempuan keturunan Bugis ini lahir dan besar di Jayapura, Papua. Dia menetap di sana sejak kakeknya menjadi transmigran dari Sulawesi Selatan.
Ia mengaku tidak menyangka terpilih. Sebab, sebelumnya belum pernah mendapatkan beasiswa mana pun. “Saya dihubungi langsung oleh Ditmawa dan saat itu saya merasa sangat bersyukur karena beasiswa ini datang di waktu yang tepat,” kata dia.
Kini, Uang Kuliah Tunggal (UKT) ditanggung sepenuhnya oleh PT Freeport Indonesia. Sehingga, ia bisa fokus pada akademik dan kegiatan kemahasiswaan.
Dana yang sebelumnya harus dialokasikan untuk UKT kini dapat digunakan untuk keperluan lain seperti biaya praktikum lapangan dan kebutuhan harian. Mahasiswi angkatan 2021 ini mengakui dukungan finansial tersebut sangat meringankan.
“Praktikum di Fakultas Kehutanan cukup mahal dan beasiswa ini membuat saya tidak perlu membebani orang tua lagi,” ucap dia.
Meski beasiswa ini tidak mencakup uang saku, Sitti merasa justru lebih termotivasi menjaga prestasi akademiknya. Ia bertekad mempertahankan IPK agar tetap memenuhi syarat dan sebagai bentuk tanggung jawab atas kepercayaan yang telah diberikan.
Dia juga aktif di berbagai kegiatan organisasi seperti Keluarga Mahasiswa Manajemen Hutan (KMMH) dan Keluarga Mahasiswa Islam Kehutanan (KMIH). “Beasiswa ini mendorong saya untuk lebih giat belajar agar tetap layak menjadi penerima,” jelas dia.
Dampak lain yang dirasakan adalah kebebasan untuk tidak harus mencari pekerjaan paruh waktu demi menutup biaya kuliah. Hal ini membuatnya fokus menjalani perkuliahan dan menyelesaikan studi tepat waktu.
Baca juga: Cerita Artita, Anak Penjual Cireng Tembus Kuliah Gratis di UGM |
Ia juga pernah terlibat dalam kegiatan asisten praktikum dan riset bersama dosen. “Dengan beasiswa ini, saya bisa fokus kuliah tanpa harus bekerja sambil belajar,” ungkapnya penuh syukur.
Sitti mengungkapkan beasiswa dari PT Freeport Indonesia memiliki kekhasan dibandingkan dengan program beasiswa lainnya. Salah satunya, komitmen mendukung mahasiswa hingga lulus tanpa dibatasi hanya delapan semester seperti kebanyakan beasiswa lain.
Hal ini membuat penerima merasa lebih tenang dan tidak dibayangi kekhawatiran bila studi harus diperpanjang. “Saya percaya PT Freeport akan mendampingi penerima beasiswa hingga selesai studi, sesuai dengan komitmen mereka sejak awal,” ucap dia.
Meski tidak ada kegiatan rutin atau pembinaan dari PT Freeport Indonesia untuk penerima, Sitti tetap merasa bagian dari komunitas yang mendapatkan kepercayaan besar. Ia berharap ke depan akan ada ruang pertemuan dan pengembangan diri bersama sesama penerima untuk memperluas jaringan dan kolaborasi.
Meski demikian, ia menyadari kesempatan menerima beasiswa ini adalah hal yang sangat berharga. “Saya belum pernah bertemu lagi dengan sesama penerima sejak beasiswa diberikan, namun tetap merasa bangga menjadi bagian dari sesuatu yang besar,” tutur dia.
Setelah lulus, Sitti berencana bekerja di bidang kehutanan atau lingkungan, terutama di sektor reklamasi dan pengelolaan sumber daya alam. Ia juga terbuka melanjutkan studi ke jenjang S2 jika mendapatkan kesempatan dan dukungan yang sesuai.
Saat ini, ia tengah meneliti simpanan karbon di hutan rakyat Desa Pacarjo, Gunungkidul, sebagai bagian dari tugas akhirnya. “Penelitian saya menghitung kemampuan pohon jati dalam menyerap karbon, sebagai bagian dari upaya mitigasi perubahan iklim,” ujarnya.
Ia mengucapkan terima kasih kepada PT Freeport Indonesia atas dukungan yang telah diberikan. Bantuan sangat berdampak bagi keberlangsungan pendidikannya.
Sitti berharap program beasiswa ini dapat diperluas ke lebih banyak mahasiswa Papua di berbagai kampus di Indonesia. Baginya, pendidikan adalah kunci untuk membuka masa depan yang lebih baik.
“Saya sangat berterima kasih kepada PT Freeport yang telah meringankan beban finansial keluarga saya dan memberi saya kesempatan untuk belajar dengan tenang,” kata dia.
Sitti berpesan kepada adik-adik mahasiswa yang kelak menerima beasiswa yang sama. Ia berharap mereka dapat menjaga amanah dan menunjukkan prestasi membanggakan.
Ia meyakini semangat belajar dan tanggung jawab akan menjadi bentuk penghargaan terbaik kepada pihak yang telah memberi dukungan. “Belajarlah dengan sungguh-sungguh agar PT Freeport bangga telah memilih kalian sebagai penerima beasiswa,” pesan dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id